
KARAWANG, RAKA – Rintik hujan yang mengguyur Karawang sejak usai maghrib tak mampu mendinginkan hangatnya suasana yang menyelimuti halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang, Senin malam (7/7/2025).
Di balik tetes hujan itu, tumpah pula air mata haru dari keluarga yang menyambut kepulangan tujuh jemaah haji bersaudara asal Dusun Cibalado, Kecamatan Klari.
Baca Juga : Predator Seks Berkeliaran, 22 Bocah Jadi Korban
Mereka tiba sekitar pukul 22.15 WIB sebagai bagian dari Kloter JKS 54, setelah menunaikan rukun Islam kelima dengan selamat dan penuh khusyuk di Tanah Suci.
Meski diguyur hujan deras, para penjemput tetap setia menanti, berdiri di bawah payung, sebagian menggigil, tapi hati mereka membara oleh rindu dan syukur.
Kepulangan ini bukan sekadar akhir dari sebuah perjalanan, melainkan puncak dari sebuah ikatan spiritual dan kekeluargaan yang luar biasa.
Tujuh saudara kandung itu, yang sebelumnya dilepas langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Karawang, H. Sopian, pada 27 Mei lalu, kini kembali dalam pelukan hangat keluarga.
Tonton Juga : Kacapi Suling Sunda, Keindahan Nada Tradisional
Kloter JKS 54 sendiri merupakan rombongan gabungan dari Karawang, Bandung Barat, Kota Bandung, dan Tasikmalaya.
Namun keberadaan tujuh jemaah bersaudara ini menjadi perhatian tersendiri kisah mereka jarang terjadi, dan menyisakan inspirasi bagi banyak orang.
Salah satu dari mereka, H. Kasman Somantri, menyampaikan rasa syukur mendalam atas perjalanan spiritual yang mereka lalui bersama.
“Alhamdulillah, kami bisa menjalani ibadah haji dengan lancar dan kembali ke Karawang dalam keadaan sehat. Saya juga diberi amanah untuk membimbing keluarga dan rombongan lain. Ini bukan hanya ibadah, tapi perjalanan batin yang menguatkan kami sebagai saudara dan sebagai hamba Allah,” ujar Kasman dengan mata yang nyaris basah oleh emosi.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Kemenag Karawang, yang telah memberikan dukungan penuh, mulai dari pemberangkatan hingga kepulangan.
Tak lupa, ia menaruh rasa hormat kepada keluarga yang tetap hadir menyambut meski hujan terus turun.
“Terima kasih kepada keluarga yang tak pernah lelah mendoakan dan tetap datang menjemput dengan penuh cinta, meski langit malam tak bersahabat. Kehadiran mereka adalah anugerah yang luar biasa,” imbuhnya.
Kisah ini turut menggetarkan hati H. Deden Lukmanul Hakim, pelaksana Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Karawang, yang mendampingi langsung proses pemulangan dari Debarkasi Jakarta-Bekasi.
“Saya pribadi sangat terharu melihat kekompakan mereka. Tidak mudah membawa tujuh saudara dalam satu kloter dan tetap saling menjaga. Kebersamaan mereka menjadi gambaran indah dari keluarga yang kuat secara iman dan hati,” ungkap Deden.
Keistimewaan tujuh jemaah ini tak hanya karena hubungan darah, tapi karena mereka tinggal berdekatan, tumbuh bersama, dan kini kembali dari Tanah Suci dengan satu ikatan spiritual yang lebih dalam.
Malam itu, hujan memang tak berhenti. Tapi di tengah udara dingin, hangatnya cinta, syukur, dan doa memenuhi langit Karawang.
Dan tujuh jemaah haji bersaudara itu, pulang bukan hanya membawa gelar haji, tapi membawa kisah tentang iman, keluarga, dan kekuatan hati yang tak mudah pudar. (uty)