
KARAWANG, RAKA — Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang terus terjadi.
Berdasarkan data hingga Juni 2025, tercatat 60 kasus gigitan oleh hewan seperti anjing, kucing, dan monyet, yang berpotensi menularkan virus rabies.
Baca Juga : 66 Orang Digigit Ular, 2 Meninggal
“Sepanjang Januari hingga Juni, ada 60 laporan gigitan hewan. Rinciannya Januari 14 kasus, Februari 7, Maret 10, April 6, Mei 13, dan Juni 10 kasus,” ungkap dr. Yayuk Sri Rahayu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Karawang.
Meski belum ditemukan kasus rabies yang positif menyerang manusia tahun ini, dr. Yayuk menekankan bahwa setiap gigitan hewan, terutama dari hewan liar atau peliharaan yang tidak divaksin, tetap harus diwaspadai.
Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang sistem saraf pusat dan ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi, biasanya lewat gigitan.
Gejala awalnya bisa berupa demam, nyeri di area gigitan, hingga gangguan neurologis seperti kejang, halusinasi, dan sensitivitas terhadap cahaya.
Tonton Juga : PERSIB BANDUNG, KLUB TERKAYA DI INDONESIA
“Biasanya pasien rabies akan mengalami kejang yang dipicu oleh rangsangan cahaya. Karena itu, penanganannya dilakukan di ruangan gelap,” jelas dr. Yayuk.
Ia menambahkan bahwa tidak semua gigitan akan menularkan rabies, tergantung apakah hewan tersebut benar-benar membawa virus rabies atau tidak.
“Kalau hewan itu sehat, tidak ada virus rabies di tubuhnya, maka gigitan tidak menularkan. Tapi kita tidak bisa ambil risiko, lebih baik anggap semua gigitan sebagai potensi penularan rabies,” tegasnya.
Jika tergigit hewan, masyarakat diimbau untuk segera melakukan pertolongan pertama dengan menuci luka menggunakan sabun dan air mengalir selama 15 menit, beri antiseptik seperti betadine atau alkohol, dan tutup luka dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lanjutan dan kemungkinan pemberian vaksin anti rabies (VAR).
“Penanganan cepat itu krusial. Kalau segera ditangani, pasien bisa sembuh. Tapi kalau terlambat, rabies bisa mematikan,” tambah dr. Yayuk.
Ciri-ciri hewan yang kemungkinan membawa virus rabies antara lain perilaku menjadi beringas atau agresif, tidak seperti biasanya, dan tidak takut manusia atau cahaya.
Kemudian, air liur berlebih, terlihat liur menetes terus-menerus, sering tampak gelisah, dan mondar-mandir tanpa sebab.
“Kalau ada hewan dengan gejala seperti itu, jangan didekati. Laporkan ke pihak terkait atau petugas kesehatan,” ujar dr. Yayuk.
Dinas Kesehatan Karawang juga terus mendorong vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan dan memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah rawan. Meski Karawang belum masuk zona merah, tingkat mobilitas dan populasi hewan liar di beberapa daerah dinilai cukup tinggi.
“Kami minta masyarakat ikut berperan aktif, terutama pemilik hewan peliharaan, untuk memastikan hewan mereka divaksin secara rutin. Ini bentuk tanggung jawab bersama,” tutup dr. Yayuk. (uty)
dr. Yayuk Sri Rahayu
Data
Hewan Penular Rabies
Anjing
Kucing
Monyet
Gejala Awal Rabies
Demam
Nyeri
Kejang
Halusinasi
Sensitiv Cahaya