
KARAWANG, RAKA — Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karawang dari Partai NasDem, Dian Fahrud Jaman, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung dunia pendidikan.
Melalui aspirasi Wakil Ketua DPR-RI, Saan Mustopa, ia menyalurkan langsung Program Indonesia Pintar (PIP) kepada siswa-siswi di SDN Mekarjati 2, Kecamatan Karawang Timur, Rabu (16/7).
Yang menarik, penyaluran bantuan dilakukan secara langsung ke tangan siswa dan orang tuanya, guna memastikan transparansi serta menghindari potensi praktik pungutan liar (pungli) di sekolah.
Baca Juga : PKM Mahasiswa Dampingi Puluhan Pelaku UMKM
“Kami ingin bantuan ini benar-benar tepat sasaran. Maka, kami hadir langsung, memanggil para siswa, orang tua, hingga pihak sekolah, agar semuanya terbuka dan jelas. Bahkan tadi kami tunjukkan sertifikat bantuan PIP yang mencantumkan nomor virtual account dan jumlah bantuan,” ujar Dian Fahrudjaman.
Bantuan tersebut disalurkan tepat pada masa awal tahun ajaran baru, meringankan beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak mereka, mulai dari seragam, perlengkapan sekolah, hingga asupan bergizi seperti susu dan makanan tambahan.
Dian juga menyoroti pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia mengimbau agar sekolah benar-benar menjaga kegiatan ini dari praktik yang tak mendidik seperti perpeloncoan dan perundungan (bullying).
“Kami ingin MPLS jadi ajang pengenalan yang positif dan membangun semangat anak-anak. Jangan sampai ada budaya negatif seperti perpeloncoan. Sekolah harus ramah anak, menjaga lingkungan belajar yang aman dan sehat,” ujarnya.
Tonton Juga : BENYAMIN SUEB, SENIMAN LEGENDARIS
Ke depannya, program PIP aspirasi ini akan disalurkan ke total 12 sekolah di Karawang, mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA. Penyaluran dilakukan secara berkala, biasanya setahun sekali, dengan mekanisme yang terus diawasi agar tidak disalahgunakan.
Sementara itu, Sodikin Hasan, staf Tata Usaha SDN Mekarjati 2, mengungkapkan kebanggaannya atas dukungan dewan yang ikut membantu sekolahnya menjadi salah satu Sekolah Adiwiyata menuju tingkat nasional.
Namun ia mengaku, perjalanan sekolahnya penuh tantangan karena dilakukan secara mandiri tanpa dukungan dana khusus.
“Kami sudah lolos Adiwiyata tingkat kabupaten dan provinsi, kini menuju nasional. Tapi kami sadar banyak kekurangan. Harapannya, ada dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak agar perjuangan ini tak berhenti di tengah jalan,” ujarnya.
Saat ini, jumlah siswa penerima PIP di SDN Mekarjati 2 mencapai 45 siswa, dan bantuan tersebut baru memasuki tahap pertama dari beberapa tahap penyaluran ke depan.
Sodikin menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap bantuan PIP, karena kerap muncul salah kaprah terkait sumber dana dan penggunaannya.
“Bantuan ini jelas asal-usulnya, tidak ada potongan atau pungutan tambahan. Tapi kadang masyarakat masih ragu, karena kurang informasi. Dengan adanya penyerahan terbuka seperti ini, semuanya menjadi transparan,” pungkasnya. (uty)