Uncategorized

Perajin Tempe Kurang Modal

BATUJAYA, RAKA – Di tengah canggihnya teknologi, home industri pembuatan tahu-tempe tradisional di Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya, masih bisa bertahan. Berdiri sejak tahun 1980, pabrikan mini tersebut, masih bisa bersaing dengan tahu-tempe kiriman dari luar.

Produsen tahu-tempe, Irin (68) mengatakan, tahu-tempe buatannya masih bisa berjalan produksinya di tengah persaingan produsen luar daerah yang sudah di topang dengan teknologi. Meskipun ia sendiri yang harus membuat dan menjajakannya sendiri, tahu-tempe yang dibuat secara manual ini masih tetap laku di pasaran. “Bikin sendiri dan menjualnya sendiri,” katanya kepada Radar Karawang.

Dengan peralatan tradisiona sambungnya, ia membuat tahu-tempe dengan jangka waktu 2 hari sekali. Karena, diantara anggota keluarganya tidak ada lagi yang bisa meneruskan. Padahal, kata Irin, keuntungan yang di dapat hasil pembuatan tahu tempe cukup untuk biaya hidup sehari-hari, bahkan, sampai bisa menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat SMA.”Saya priduksi dua hari sekali, cukuplah buat biaya hidup,” ujarnya.

Seandainya, usaha yang sudah digelutinya belasan tahunn ini di kembangkan, ujar Irin, kebutuhan rumah tangga setidaknya bisa cukup, bahkan di yakininya dapat mengurangi pengangguran di lingkungannya. Dan sebenarnya, ia ingin menularkan keahliannya ini, namun sampai saat ini belum ada yang berminat untuk meneruskan. Selain itu ia juga, memamg saat ini terkendala dengan permodalan untuk bisa mengembangkan usahanya tersebut.”Ingin menularkan keahlian, tapi permodalannya ini yang jadi kendala,” katanya.

Sementara, saat ini juga, keluhnya, tahu-tempe yang ada di pasar-pasar merupakan tempe kiriman dari luar Karawang, padahal jika di kembangkan bisa mendominasi di pasaran. Selain karena jarak, pihaknya juga di untungkan dengan realsi yang ada. Namun, ia menilai, kurangnya minat masyaarakat terhadap usahanya ini, akibat alatnya yang masih menggunakan alat tradisional dan sudah usang. “Mungkin kalau pakai yang baru bisa saja berkembang, tapi kan butuh modal juga,” ucapnya.

Home industri yang beralamat di Dusun Lolohan 2 RT 12/02, Kecamatan Batujaya tersebut, dalam 2 hari sekali hanya mampu membuat 1000 tahu dan 7 kilogram tempe dari bahan yang di sediakan sebanyak 25 kilogram kacang kedelai, itupun ia buat tanpa bantuan siapapun.”Saya sendiri yang buat, mampu hasilkan 1000 tahu dan 70 kilogram tempe,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button