
PURWAKARTA, RAKA – Program ngosrek atau bersih-bersih lingkungan yang digalakkan dalam beberapa waktu terakhir dan bahkan telah mendapat Rekor Muri dengan jumlah peserta terbanyak, nampaknya masih sekedar agenda seremonial yang belum mengakar menjadi kebiasaan hidup masyarakat.
Hal itu tercermin dalam ajang Purwakarta Run 5K yang digelar di Alun-Alun Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Minggu (3/8) yang diwarnai oleh sampah yang berserakan pasca acara.
Baca Juga : Warga Sukarata Bentangkan Bendera Sepanjang 100 Meter
Terpantau di lokasi, sejumlah sampah plastik, mulai dari kemasan makanan hingga botol minuman tergeletak dan berserakan di berbagai sudut taman yang menjadikan lingkungan nampak kumuh.
Kondisi ini memicu kritik dari pemerhati lingkungan yang menilai kurangnya tanggung jawab dari masyarakat maupun penyelenggara acara terhadap aspek kebersihan.
Ketua Komite Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (KPLHI) Kabupaten Purwakarta, Teguh Wahyudin menyayangkan peristiwa tersebut. Ia menilai, selain dari aspek kesadaran masyarakat, fasilitas kebersihan yang tidak memadai menjadi penyebab utama dalam kejadian tersebut.
“Permasalahan bukan semata karena masyarakat tidak tahu cara membuang sampah. Tetapi penyelenggara acara diduga lalai menyediakan tempat sampah yang mencukupi,” ujarnya, Minggu (3/8).
Tonton Juga : NICKY ASTRIA, LADY ROCKER
Teguh Wahyudin yang akrab disapa Ki Lokajaya mengatakan penyediaan fasilitas kebersihan seperti tempat sampah dan petugas kebersihan seharusnya menjadi standar utama dalam penyelenggaraan kegiatan publik, apalagi yang melibatkan ribuan peserta. Hal ini penting untuk mendukung perubahan pola hidup masyarakat menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Kita tidak bisa terus-menerus menoleransi budaya buang sampah sembarangan. Kebiasaan ini akan terus berlangsung jika tidak ada ketegasan dan keteladanan dari penyelenggara acara,” jelasnya.
Ia menegaskan, anggapan bahwa sampah akan dibersihkan kemudian adalah pola pikir yang tidak sehat dan justru memperburuk citra daerah yang sedang berbenah menuju kabupaten yang bersih dan ramah lingkungan.
“Pemerintah daerah sudah berupaya keras membangun kesadaran dan fasilitas kebersihan. Sangat disayangkan jika upaya ini dirusak hanya karena kelalaian panitia yang menganggap remeh persoalan sampah,” tambah Ki Lokajaya.
Teguh berharap ke depan, seluruh pihak yang mengadakan kegiatan publik di ruang terbuka wajib memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini tak hanya soal estetika, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian dan kebersihan kota.
“Mari kita jadikan kegiatan olahraga dan kebersamaan sebagai momentum untuk memperkuat budaya hidup bersih, bukan malah sebaliknya,” pungkasnya.
Sementara itu, terpantau pada Minggu (3/8) sore bahwa sampah-sampah yang bersekaran di lokasi acara telah dibersihkan oleh para petugas kebersihan. (yat)