
Radarkarawang.id– Selalu menjadi trending dengan berbagai gebrakannya, Dedi Mulyadi selalu dikaitkan dengan Jakarta. Namun saat ini, ingin fokus di Jabar, Dedi belum pikirkan jadi Gubernur Jakarta.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menuturkan, dirinya tak memiliki ambisi untuk menjadi Gubernur Jakarta. Saat ini dirinya hanya berfokus untuk mengatasi masalah yang ada di Jabar.
Hal ini disampaikan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pada Podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di YouTube dan dikutip pada Rabu (6/8).
Baca juga : ASN Manipulasi Absensi: Jarang Ngantor, Tunjangan Ingin Full
“Konten itu jangan kan jadi kendaraan politik, kendaraan bisnis aja bisa. Ya saya pokoknya hari ini saya berfokus pada menyelesaikan seluruh problematika Jabar,” ucapnya.
Meski begitu, dia tak menutup kemungkinan apa yang terjadi ke depannya. Pasalnya, dia berujar setiap perjalanan hidup pasti ada kemungkinannya, termasuk menjadi Gubernur Jakarta.
“Ya nanti gimana nanti aja. Setiap hidup kan ada kemungkinan. Bahkan saya nggak punya cita-cita jadi gubernur Jakarta. Nggak punya. Gubernur Jawa Barat aja,” tambahnya.
Di sisi lain, Dedi mengaku bingung lantaran dirinya yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dan berbahasa Sunda ketika mengunjungi kampung-kampung.
Namun, yang seringkali menyerangnya malah masyarakat yang berdomisili di Jakarta. “Tapi yang nyerangnya dong misalnya Jakarta semua. Kayaknya saya ini menarik,” ungkap eks Bupati Purwakarta ini.
Tonton Juga: Karrasi 19 – Produksi Tas Hingga Dompet Tahan Api
Jauh dari itu, dia bercerita bahwa seringkali konten yang dia unggah ditonton hingga disukai masyarakat. Hal berbeda dengan politikus yang seringkali menggunakan Dinas Informasi dan Komunikasi untuk mengunggah konten.
“Tinggal persoalannya ada yang nonton dan ada yang nggak nonton. Kalau nggak ada yang nonton jangan marah ke saya dong. Marahin tuh Dinas Informasi Komunikasinya Kenapa kontennya tidak ada yang nonton?,” jelasnya.
Dia pun mengungkapkan bahwa setiap harinya dirinya tak pernah melibatkan Dinas Informasi dan Komunikasi. Berdasarkan aspek kepentingan seluruh gagasan yang disampaikan kepada masyarakat, media konten yang diproduksinya, menurutnya sudah cukup.
Ditambah, seringkali media mainstream mengambil kontennya untuk dijadikan bahan berita. Dia menganggap tindakan ini malah sangat amat membantunya. (asy/jpg)