HEADLINEPurwakartaUncategorized
Trending

Purwakarta Bisa Produksi 400 Ton Sampah Setiap Hari

PURWAKARTA, RAKA – Setiap hari Kabupaten Purwakarta dapat menghasilkan sampah sebanyak 400 ton. Dan kapasitas daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta terus berkurang.

Dari total luas TPA yang mencapai 10 hektare, 60 persennya telah penuh oleh sampah, sehingga kapasitas daya tampungnya tinggal tersisa 40 persen. Kondisi tersebut kian menghawatirkan seiring terus bertambahnya volume sampah yang masuk setiap hari.

Baca Juga: Pembunuh Dea Warga Jatimekar Terancam 15 Tahun Bui

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, Kosasih mengungkapkan bahwa setiap harinya Purwakarta menghasilkan sekitar 400 ton sampah.

Namun karena keterbatasan armada, hanya 160 ton yang terangkut ke TPA Cikolotok.

Kondisi tersebut membuat pihaknya harus bergerak cepat untuk mengantisipasi penuh totalnya TPA dalam lima tahun ke depan.

“Saat ini, sistem pengelolaan sampah di TPA Cikolotok masih menggunakan metode sanitary landfill secara manual,” ujarnya, Jum’at (15/8).

Metode itu hanya cocok untuk jangka pendek. Bahkan, menurut Kosasih, pihaknya telah menerima surat teguran dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), lantaran masih ada praktik open dumping yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan.

“KLH menyarankan agar yang dibuang ke TPA hanya residu sampah saja. Artinya, kami perlu memperkuat sistem pengolahan di hulu, bukan hanya mengandalkan pembuangan di TPA,” katanya.

Tonton Juga: ARI KUNCORO, REKTOR PALING TAJIR

Kosasih menjelaskan bahwa saat ini, lahan untuk open dumping baru sekitar 50 persen dari total luas TPA. Dan sebanyak 10 persen lahan untuk jalur instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan sisanya masih terkendala karena kondisi tanah yang labil.

Namun, DLH Purwakarta tak tinggal diam. Kosasih mengatakan, pihaknya tengah menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk menutup area open dumping dan membuka lahan baru yang lebih layak dan sesuai standar pengelolaan modern.

“Lahan baru nanti akan menggunakan sistem sanitary landfill yang lebih tertata dan efisien,” jelas Kosasih. (yat/mra)

Related Articles

Back to top button