Cerita Andi Mahendra, Lolos Seleksi Beasiswa S1 PPKn
Aktivitas dengan Kursi Roda Sejak 2009

KARAWANG,RAKA- Memiliki keterbatas tidak membuat Andi Mahendra patah semangat. Aktivitas dengan kursi roda sejak 2009, Andri Mahendra lolos seleksi beasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Buana Perjuangan (UBP).
Di balik kursi roda yang menemaninya sejak 2009, semangat Andi Mahendra (32) tidak pernah benar-benar padam. Mahasiswa baru UBP Karawang ini berhasil lolos seleksi S1 PPKn dengan beasiswa penuh. Prestasi ini bukanlah hadiah instan, melainkan buah dari perjalanan panjang penuh luka, air mata, dan keteguhan hati.
Andi mengalami kecelakaan pada 2009 yang membuat kakinya lumpuh total. Sejak itu, ia harus menelan kenyataan pahit, putus sekolah, kehilangan pergaulan, dan terjebak dalam keterpurukan mental selama lebih dari satu dekade.
Baca Juga : WN Arab Saudi dan Timor Leste Kuliah di UBP
“Dari sembuh itu pak, dari normal kecelakaan langsung nggak bisa jalan, udah drop aja di rumah. Malu keluar, 12 tahun saya hanya di rumah,” ucapnya lirih.
Namun, titik balik datang dari dunia olahraga. Bergabung dengan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Karawang, Andi menemukan kembali semangat hidup lewat cabang tenis meja. Ia sempat mengharumkan nama Karawang di ajang Peparda dan Peparnas, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk berprestasi.
Dorongan untuk menuntut ilmu pun tumbuh. Meski gagal menyelesaikan SMA karena kecelakaan, Andi tak menyerah. Ia menempuh pendidikan Paket C dan lulus pada 2024, membuka jalan menuju perguruan tinggi.
“Motivasi saya kuliah itu untuk menambah ilmu dan membuktikan juga bahwa disabilitas bisa dan mampu,” katanya dengan penuh keyakinan.
Ayah Andi, yang sejak lama berjuang membiayai pengobatan hingga usaha rumah tangganya habis, tidak kuasa menahan haru melihat putranya kembali bersemangat.
“Dulu saya sudah putus asa. Usaha habis, rumah terjual, semua demi pengobatan. Tapi sekarang Allah kasih jalan. Saya sangat bersyukur kampus UBP bisa menerima Andi dengan beasiswa,” ungkapnya sambil berkaca-kaca.
Kini, Andi menempuh kuliah dengan dukungan beasiswa KIP dari pemerintah dan beasiswa prestasi dari kampus UBP Karawang.
Rektor UBP Karawang, Prof. Dr. Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kampusnya berkomitmen pada pendidikan inklusif.
“Siapa pun punya hak untuk mengenyam pendidikan tinggi. Kami menyediakan fasilitas ramah disabilitas, seperti lift dan akses khusus. UBP membuka pintu selebar-lebarnya bagi mahasiswa difabel,” ujarnya.
Andi berharap perjalanan kuliahnya kelak bisa menjadi inspirasi bagi penyandang disabilitas lain. “Saya ingin buktikan bahwa keterbatasan bukan akhir segalanya. Selama ada semangat, ada jalan,” tuturnya penuh harapan.
Di balik senyum dan kursi rodanya, Andi Mahendra adalah cermin keteguhan seorang pejuang, jatuh, bangkit, dan kini menapaki mimpi yang sempat terkubur. (uty)