Purwakarta
Trending

Polisi Cegat Delapan Siswa Pasundan Ikut Demo

PURWAKARTA, RAKA – Sebanyak delapan pelajar asal Purwakarta diamankan Polres Metro Bekasi Kota di Jalan Raya Ahmad Yani pada Kamis (28/8). Mereka tertangkap saat berusaha menuju Jakarta untuk mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI.

Diketahui, dari delapan siswa yang berangkat, tujuh di antaranya berasal dari SMK Pasundan dan satu sisanya dari SMA Pasundan Purwakarta. Penangkapan ini sontak menjadi perhatian, mengingat keberangkatan para siswa dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Baca Juga : Anak TK Dikenalkan Rambu Lalu Lintas

Kepala Sekolah SMK Informatika Pasundan, Maryono, menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengetahui rencana keberangkatan siswa tersebut.

Ia menjelaskan, anak-anak itu berpamitan kepada orang tua dengan alasan mengikuti turnamen, bukan untuk menghadiri aksi demonstrasi.

“Mereka berangkat tanpa izin ke sekolah, tidak melapor apa pun. Kepada orang tuanya mereka bilang ada kegiatan turnamen. Saya menduga kuat ada pengaruh dari pihak luar yang mengajak,” kata Maryono dalam keterangannya, Kamis (28/8).

Maryono menambahkan, informasi yang diterima pihak sekolah menyebutkan bahwa kedelapan siswa tersebut kini berada di bawah pengawasan Polsek Bekasi. Mereka dipastikan dalam kondisi baik dan mendapat perlakuan yang layak.

“Alhamdulillah kepolisian menjaga mereka dengan baik. Bahkan diberi makan. Kalau tidak ada kendala, kami akan menjemput mereka,” ucapnya.

Tonton Juga : TIGA PEMBUNUH BERANTAI

Kasus ini tidak hanya ditangani secara internal sekolah, Maryono menyampaikan pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke Cabang Dinas Pendidikan dan juga berkoordinasi dengan kepolisian Purwakarta.

Langkah ini diambil agar penanganan bisa lebih komprehensif dan ada pembinaan yang jelas bagi para siswa. Ia menegaskan bahwa para pelajar tersebut bukanlah anak-anak bermasalah.

“Mereka bukan anak nakal. Mereka hanya anak-anak yang masih mencari jati diri. Mereka punya idealisme, tapi belum memahami bagaimana cara menyampaikan aspirasi secara benar dan sesuai aturan,” tutur Maryono.

Sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, sekolah berencana memperkuat program pembinaan. Upaya ini akan dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah, aparat kepolisian, hingga media massa untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai cara berdemokrasi yang sehat.

“Kami akan terus melakukan pembinaan, baik di dalam maupun di luar kelas. Anak-anak ini perlu diarahkan agar menyalurkan energinya ke hal-hal yang positif. Mereka tidak sedang tawuran, hanya salah langkah dalam menyalurkan idealisme,” ujarnya menegaskan.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa pelajar rentan terpengaruh ajakan dari pihak luar, apalagi ketika isu-isu politik sedang ramai. Dengan pembinaan yang tepat, pihak sekolah yakin siswa dapat diarahkan kembali ke jalur yang benar.

“Kami berharap mereka segera pulang ke Purwakarta, kembali ke sekolah, dan melanjutkan kegiatan belajar. Ke depan, fokus kami adalah memastikan hal seperti ini tidak terulang,” pungkas Maryono. (yat)

Related Articles

Back to top button