
PURWAKARTA, RAKA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum lama ini meluncurkan program jalan kaki ke sekolah. Program tersebut bertujuan meningkatkan kesehatan jasmani peserta didik, sekaligus menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari.
Kebijakan ini mulai dirasakan dampaknya di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Purwakarta. Salah satunya terlihat di SDN 3 Cimahi, Kecamatan Campaka, yang lokasinya berada di sekitar Perkebunan Karet Cikumpay.
Seperti terpantau pada Selasa (2/9), sejumlah siswa tampak berjalan kaki sepulang sekolah. Jarak tempuh mereka mencapai 2,5 kilometer. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk kembali ke rumah masing-masing. Para siswa berasal dari Kampung Cikempung, Cijati, dan Haur Ngambang.
Baca Juga : Tingkatkan Pengelolaan UMKM dengan Pendekatan Digital
Perjalanan mereka melewati beragam kondisi jalan, mulai dari aspal, bebatuan, hingga jalur yang terik oleh sinar matahari. Meski demikian, tidak terlihat raut keluhan. Justru, sebagian besar anak-anak terlihat gembira karena berjalan bersama teman-teman.
Beberapa di antaranya bahkan memilih jalur alternatif dengan melewati pesawahan dan ilalang agar perjalanan lebih singkat. Meski rutenya berbeda, tujuan mereka tetap sama yakni pulang dengan selamat setelah menempuh kegiatan belajar.
Kepala SDN 3 Cimahi, Elis Nurmaliah, menjelaskan bahwa sekolahnya saat ini memiliki 99 peserta didik. Dahulu, kegiatan belajar dilakukan dalam dua shift. Namun, karena lokasi sekolah berada di tengah perkebunan karet yang cukup sepi, pembelajaran kini hanya dilaksanakan di pagi hari.
“Kegiatan berjalan kaki ke sekolah sebenarnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, karena tidak ada kendaraan umum yang masuk ke daerah kami,” ujar Elis, Rabu (3/9).
Elis menyebut bahwa program dari Gubernur Jawa Barat semakin memperkuat kebiasaan tersebut. “Kami pun sudah menyosialisasikan kepada orang tua, dan alhamdulillah mereka mendukung,” ungkapnya.
Ia menambahkan, semangat para siswa tetap tinggi meski harus berjalan jauh. “Untungnya anak-anak tetap bersemangat dan merasa senang, apalagi karena bisa berjalan bersama teman-temannya,” kata Elis.
Untuk menjaga keselamatan, pihak sekolah bersama guru turut mendampingi siswa dalam perjalanan. Hal itu dianggap penting karena jalur yang dilalui relatif sepi dan rawan.
Selain berjalan kaki, sebagian siswa terkadang memilih menggunakan sepeda. Adapun orang tua yang mengantar hanya diperbolehkan sampai radius 200 meter dari sekolah, sesuai aturan yang berlaku di Kabupaten Purwakarta. Tujuannya agar anak tetap terbiasa mandiri sekaligus menjaga keamanan di lingkungan sekolah.
Seorang siswa kelas V, Rani, mengaku senang mengikuti program tersebut. “Kalau jalan kaki rame-rame sama teman jadi tidak terasa capek. Kadang kami sambil bercanda, jadi perjalanan cepat sampai,” ungkapnya. (yat)