
KARWANG, RAKA– Tingginya investasi yang masuk ke Karawang ini tidak terlalu berpengaruh pada nasib pengangguran.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang mengakui tingginya investasi yang masuk ke Karawang bukan berarti meningkatkan serapan tenaga kerja.
“Investasi yang masuk ke Karawang rata-rata investasi padat modal, jadi tidak terlalu mempengaruhi serapan tenaga kerja,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang, Rosmalia Dewi.
Ia mengatakan investasi padat modal berarti perusahaan itu mengandalkan mesin dan teknologi sehingga tidak terlalu memerlukan banyak tenaga manusia.
Baca Juga: Puluhan TNI dan Polisi Donor Darah
Berbeda sepuluh tahun lalu, banyak investasi padat karya masuk ke Karawang yang menekankan penggunaan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar.
“Karena banyak investasi yang masuk itu padat modal, maka tidak banyak serapan tenaga kerjanya,” katanya.
Namun, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, agar calon tenaga kerja lokal Karawang mampu bersaing.
Sementara itu, sesuai dengan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, sepanjang 2024 investasi di Karawang mencapai Rp68 triliun, naik drastis dari tahun 2023 yang berada di angka Rp42,1 triliun.
Namun, angka investasi yang fantastis itu tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang terserap.
Tonton Juga: PENCULIKAN SOEKARNO-HATTA DALAM 3 MENIT
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang menunjukkan bahwa pada semester pertama 2022 tenaga kerja yang terserap hanya 4.524 orang. Kemudian pada triwulan III 2023, dari 1.934 proyek investasi, hanya 4.314 serapan tenaga kerjanya.
Investasi penanaman modal dalam negeri dan asing yang masuk ke wilayah Karawang mencapai Rp30,24 triliun sepanjang Januari hingga Junni 2025. Serapan tenaga kerja di Karawang sepanjang Januari-Juni 2025 itu hanya mencapai 12.209 orang. (jpn/mra)