HEADLINE
Trending

BP4 Tiga Kabupaten Dikukuhkan di Cilamaya

Petugas Diminta Tekan Angka Perceraian

CILAMAYA, RAKA – Pengurus Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) tiga kabupaten dikukuhkan di Cilamaya, tepatnya di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3, pada Senin (29/9).

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat H. Dudu Rohman mengatakan, pada kesempatan ini pengurus BP4 tiga kabupaten yakni wilayah Kabupaten Karawang, Purwakarta dan Subang.

Dudu menekankan, pentingnya peran BP4 dalam upaya menekan angka perceraian serta menjaga ketahanan keluarga di masyarakat. Menurutnya, BP4 harus menjadi lembaga yang memberikan pendampingan dan mediasi bagi pasangan suami istri yang menghadapi persoalan dalam rumah tangga.

“Kami yakin, keberadaan BP4 ini bisa meminimalisir dan memitigasi potensi keretakan dalam rumah tangga. Kami berharap para pengurus yang baru dikukuhkan bisa menjadi pendamping dan pendamai dalam keluarga, bukan justru menjadi provokator untuk bercerai,” katanya, Senin (29/9).

Ia menyebutkan, tantangan ke depan dalam menjaga ketahanan keluarga semakin kompleks. Salah satu persoalan utama yang dihadapi saat ini adalah tingginya angka perceraian di kalangan pasangan muda, terutama yang baru menikah antara 3 hingga 5 tahun.

“Ini menjadi tantangan besar. Banyak pasangan muda baru menikah beberapa tahun, tapi sudah bercerai. Kita ingin meminimalisir hal ini,” paparnya.

Selain persoalan internal dalam rumah tangga, Dudu juga menyoroti faktor sosial dan budaya sebagai tantangan eksternal yang memengaruhi kehidupan keluarga. Ia mengungkapkan, bahwa banyak anak muda saat ini lebih cenderung meniru budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keluarga Indonesia.

“Budaya luar yang masuk tanpa filter menjadi tantangan. Anak-anak sekarang banyak meniru gaya hidup yang tidak sesuai dengan budaya kita. Ini harus kita sikapi bersama,” tegasnya.

Ia juga menilai, bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembinaan keluarga masih tergolong rendah. Padahal, menurutnya, Jawa Barat memiliki banyak potensi untuk melakukan pembinaan seperti melalui pondok pesantren, dan majelis taklim.

“Kita punya pondok pesantren, kita punya juga majelis taklim. Tapi kalau tidak dimaksimalkan untuk pembinaan keluarga, ini akan sia-sia. Maka BP4 harus hadir dan aktif di tengah masyarakat,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button