
PURWAKARTA, RAKA – Di ujung selatan Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru, berdiri sebuah sekolah dasar sederhana yang penuh semangat, SDN 1 Tegalsari. Para siswa dan guru biasa berjalan kaki sepanjang empat kilometer.
Sekolah ini terletak jauh dari pemukiman warga, tersembunyi di tengah hutan, dan menjadi tempat perjuangan bagi anak-anak serta guru-guru yang setiap hari menempuh perjalanan hingga empat kilometer demi menuntut ilmu.
Meski berada di lokasi terpencil, semangat belajar para siswa tidak pernah surut. Dengan fasilitas terbatas, para guru berinovasi membentuk kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter dan potensi siswa.
Baca Juga: District East Hadirkan Ruko Berkonsep Waterfront Pertama di Karawang
Salah satunya melalui Kaulinan Barudak, permainan tradisional Sunda yang menjadi sarana pembelajaran karakter dan pengembangan bakat.
Kepala SDN 1 Tegalsari, Robiah menyebut permainan Dagongan, sejenis tarik tambang menggunakan bambu, karena sesuai dengan kondisi fisik dan karakter anak-anak di wilayah pegunungan.
“Mereka sangat antusias. Selain melatih kebugaran dan konsentrasi, permainan tradisional juga memperkuat kerja sama dan semangat juang,” ujarnya, Jum’at (10/10).
Hasilnya, tim Dagongan SDN 1 Tegalsari berhasil meraih Juara 1 tingkat Kabupaten Purwakarta dan kini bersiap mewakili daerahnya di tingkat Provinsi Jawa Barat pada November mendatang.
Guru olahraga sekaligus pelatih tim, Asep Ramdani menjelaskan, latihan tersebut tiga kali seminggu dengan fokus pada kekuatan, kebugaran, dan uji tanding.
“Fisik anak-anak di pegunungan ini kuat secara alami karena terbiasa berjalan jauh dan membantu orang tua di rumah,” katanya.
Dukungan orang tua juga menjadi bagian penting dari keberhasilan tersebut. Sejumlah perlengkapan permainan, termasuk bambu untuk latihan, itu langsung dari para wali murid sebagai bentuk partisipasi terhadap program sekolah.
Tonton Juga: Hakim Syafiuddin, Berani Penjarakan anak Presiden
Pengawas Wilayah Tegalwaru, Eliana Rahman, memberikan apresiasi atas prestasi sekolah ini. Menurutnya, semangat belajar anak-anak SDN 1 Tegalsari menjadi contoh bagi sekolah lain di daerah terpencil.
“Meski harus berjalan kaki sejauh hampir empat kilometer dari rumah di pinggir Sungai Citarum, mereka tetap semangat belajar dan mampu berprestasi. Selain Dagongan, mereka juga pernah meraih Juara 2 lomba Hifdzil Quran tingkat provinsi,” ujarnya.
Eliana menegaskan, keterbatasan geografis bukan alasan untuk berhenti berprestasi.
“Potensi mereka besar, dan prestasinya nyata. SDN 1 Tegalsari membuktikan bahwa pendidikan berkualitas bisa tumbuh di mana saja, bahkan di tengah hutan sekalipun,” pungkasnya. (yat)