
radarkarawang.id – Di tengah gempuran era digital yang semakin menggeser permainan tradisional, sekelompok masyarakat Purwakarta berupaya menjaga warisan budaya melalui kegiatan edukasi dan pelatihan bermain ketapel. Kegiatan ini digagas oleh Ketapel Purwakarta Bersatu (Kepuber) dan secara rutin dilaksanakan di Taman Surawisesa Purwakarta.
Pelatihan tersebut bukan hanya bertujuan mengajarkan teknik bermain ketapel, tetapi juga menjadi sarana edukatif untuk menanamkan nilai budaya dan sportifitas kepada generasi muda. Dengan demikian, permainan tradisional ini diharapkan tetap lestari dan tidak hilang ditelan perkembangan zaman.
Pengurus Kepuber Purwakarta, Sriyanto Hidayat, mengatakan bahwa ketapel merupakan salah satu permainan tradisional yang patut dilestarikan. Di tengah kemajuan teknologi, katanya, banyak permainan tradisional yang mulai dilupakan.
“Ketapel ini bagian dari kekayaan budaya kita yang perlu dijaga. Melalui edukasi dan pelatihan ini, kami ingin mengingatkan kembali masyarakat bahwa permainan tradisional masih relevan dan menyenangkan,” ujar Sriyanto, Kamis (16/10).
Menurutnya, kegiatan di Taman Surawisesa itu juga bertujuan mengalihkan perhatian anak-anak dari ketergantungan terhadap gawai. Dengan bermain ketapel, anak-anak dapat beraktivitas fisik sekaligus belajar tentang ketangkasan dan fokus.
“Kegiatan ini juga menjadi alternatif positif agar anak-anak tidak terlalu lama bermain gadget. Mereka bisa berolahraga sambil bermain, dan tentu saja belajar menghargai budaya lokal,” jelasnya.
Sebelum memulai pelatihan, Sriyanto selalu memberikan pengarahan kepada peserta mengenai tujuan dan etika dalam bermain ketapel. Hal ini dilakukan agar peserta memahami bahwa ketapel bukan alat berbahaya, melainkan sarana olahraga dan keterampilan yang perlu digunakan secara bijak.
“Kami selalu memberikan orientasi terlebih dahulu supaya peserta tahu bahwa ketapel bukan untuk hal yang merugikan. Setelah itu baru kami ajarkan teknik dasar yang aman,” tuturnya.
Sriyanto menjelaskan bahwa Kepuber merupakan organisasi resmi yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Purwakarta. Karena itu, seluruh kegiatan yang dilaksanakan telah memiliki izin dan memenuhi standar keamanan.
“Edukasi dan pelatihan ini sudah berizin resmi, dan kami pastikan pelaksanaannya aman. Ke depan, kami akan terus konsisten melestarikan permainan tradisional ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sriyanto menambahkan bahwa ketapel bukan hanya sekadar permainan rakyat, melainkan telah menjadi cabang olahraga resmi yang kerap dipertandingkan di berbagai ajang. Oleh karena itu, Kepuber juga mulai mengenalkan olahraga ketapel ke sekolah-sekolah.
“Ketapel sekarang sudah menjadi olahraga resmi yang sering dipertandingkan. Kami juga masuk ke sekolah-sekolah agar siswa tahu bahwa dari permainan tradisional ini pun mereka bisa berprestasi,” pungkasnya. (yat)