HEADLINE
Trending

Pesantren Diguyur Rp15 Miliar

Hibah dari Pemkab Karawang

radarkarawang.id – Di peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, pesantren diguyur Rp15 miliar. Bantuan ini merupakan hibah dari Pemkab Karawang. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Karawang H. Maslani.

H. Maslani mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam memperingati Hari Santri. “Di tengah derasnya arus digitalisasi, perubahan sosial, dan tantangan global, santri dituntut hadir bukan hanya di mimbar pesantren, tetapi juga di ruang-ruang inovasi dan kemajuan,” ujar Maslani, saat memimpin upacara HSN di Plaza Pemkab Karawang, Rabu (22/10).

“Santri harus menjadi bagian dari solusi untuk membawa nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan cinta tanah air dalam setiap bidang kehidupan, baik di bidang teknologi, pendidikan, ekonomi, bahkan pemerintahan,” tambahnya.

H. Maslani juga mengungkapkan bahwa Pemkab Karawang pada tahun 2025 telah menganggarkan bantuan hibah sebesar Rp15 miliar untuk pondok pesantren dan santri. “Total ada 398 lembaga dan 9.839 santri yang menerima bantuan tersebut,” jelasnya.

Maslani menegaskan, di tengah arus digitalisasi, santri harus hadir. “Santri dituntut untuk hadir bukan hanya di mimbar-mimbar keagamaan, tetapi juga di ruang-ruang inovasi dan kemajuan,” tegasnya.
Santri wajib menjadi solusi di semua sektor. H. Maslani meminta santri membawa nilai kejujuran, kesederhanaan, dan cinta tanah air ke bidang teknologi hingga pemerintahan.

Peringatan Hari Santri Nasional ini, tambahnya, menjadi momen istimewa karena menandai 10 tahun ditetapkannya Hari Santri Nasional sejak 2015. “Pesantren adalah pusat pendidikan dan pembentukan karakter bangsa. Dari pesantren lahir generasi yang cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual, dan berakhlak mulia. Santri hari ini tidak cukup hanya menjaga surau, tetapi juga harus menjadi penjaga moral, nilai, dan peradaban bangsa,” paparnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Karawang H Endang Sodikin menuntut santri memiliki kapabilitas ganda: menguasai keilmuan layaknya ilmuwan, sekaligus berpegang teguh pada akhlakul karimah. Inilah modal utama menjawab tantangan global dan bonus demografi. Menurutnya, sistem Islamic Boarding School unggul karena menggabungkan pendidikan agama, umum, dan ruang lingkup pergaulan. Endang menyebut kolaborasi ini sebagai tiga ruang lingkup yang disatukan.

“Integrasi tiga ruang lingkup tersebut krusial. Dari sinilah lahir kemandirian, kesederhanaan, dan kematangan berpikir yang menjadikan santri garda terdepan peradaban,” ucapnya.

Mengenai bantuan pesantren, Endang mengakui alokasinya belum maksimal. “Insya Allah kita akan hitung kembali bagaimana peran-peran pesantren ini agar sangat fokus untuk kita tambah untuk biaya BOPF,” janjinya.

Kehadiran Perda Fasilitasi Pondok Pesantren diharapkan menjadi pintu political standing. Tujuannya adalah memastikan perhatian DPRD terhadap kalangan santri terus meningkat. (uty)

Related Articles

Back to top button