Athaya Adhani, Mahasiswa Unsika yang Produktif Terbitkan Tujuh Buku
Tantangan Terberat Melawan Konsistensi

radarkarawang.id – Athaya Adhani, mahasiswa Unsika yang produktif terbitkan tujuh buku. Namun, kesuksesan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), FKIP ini bukan tanpa tantangan. Tangan terberatnya melawan konsistensi.
Karya terbaru Athaya Adhani buku solo berjudul “Telah Pupus” yang tersedia di Ipusnas. Selain buku solo, Athaya juga telah terlibat dalam sekitar tujuh buku antologi. Mayoritas karya yang ia kirim untuk antologi dan lomba adalah puisi. Ia memilih puisi karena pertimbangan waktu yang singkat.
“Kenapa kamu milihnya puisi? Karena biasanya kan kalau lomba tuh waktunya itu lebih singkat ya. Nah jadi menurut saya kalau waktu yang lebih singkat itu dan juga fleksibel bagi saya yang paling memungkinkan itu puisi gitu,” ungkap Athaya, Selasa (4/11).
Athaya membagi perjalanan kepenulisannya menjadi tiga pilar utama: kelas, perlombaan, dan komunitas. Dari ketiga pilar tersebut, komunitas menjadi landasan terpenting baginya untuk terus berkembang.
Peran komunitas seperti Ruang Sastra dan Lumbung Inspirasi dinilai Athaya sangat vital. Di sana, ia tidak hanya mendapat support emosional, tetapi juga umpan balik kritis yang mendorong peningkatan kualitas tulisannya.
“Lebih ke komunitas nih, karena kan kalau komunitas tuh kita ketemu dengan teman sesama penulis gitu. Jadi di situ bisa sharing-sharing tentang gimana sih tulisan kita ini, apakah udah menarik atau enggak. Komunitas ini penting banget gitu untuk membangun diri kita dalam ketika ingin berkembang,” tegas Athaya.
Kritik yang ia dapat dari komunitas, misalnya tentang hubungan antara judul dan isi cerita, menjadi kunci perkembangannya. “Paling untuk perkembangannya itu lebih ke dalam cara kita menulis. Nah itu tuh dari kritik-kritik yang kayak gitu, itu yang bisa membuat saya lebih berkembang lagi,” ujarnya.
Meskipun telah meraih prestasi dan menerbitkan karya, Athaya mengakui bahwa tantangan terberatnya adalah membangun dan mempertahankan konsistensi.
“Tantangan yang sering dihadapi itu ini sih. Lebih ke konsisten gitu, karena sebelumnya tuh saya selalu targetin untuk menulis setiap hari ya dan ternyata sulit banget gitu untuk membangun sebuah kebiasaan. Jadi yang sulit itu konsistennya gitu,” tutup Athaya.
Athaya berharap dapat terus mengembangkan kemampuan menulisnya dan menjadi penulis yang lebih baik. Ia juga berharap dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan penulis lain. Dengan demikian, Athaya membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, seorang penulis muda dapat mencapai kesuksesan dan menjadi inspirasi bagi orang lain.
Athaya Adhani adalah contoh nyata bahwa passion dan kerja keras dapat membawa seseorang mencapai kesuksesan. Ia berharap dapat terus menulis dan berbagi karya dengan pembaca. Athaya juga berharap dapat menjadi contoh bagi penulis muda lainnya untuk terus mengembangkan kemampuan menulisnya dan tidak takut untuk berbagi karya dengan orang lain. (uty)



