
PURWAKARTA, RAKA – Produksi padi di Kabupaten Purwakarta selama tahun 2025 diproyeksikan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta, hingga Oktober 2025 total produksi gabah kering giling (GKG) telah mencapai 229.471 ton. Angka tersebut belum termasuk hasil panen dari sisa tiga bulan terakhir tahun ini yang masih akan berlangsung.
Kepala Dispangtan Purwakarta, Hadyanto Purnama, menyebutkan bahwa tren peningkatan produksi ini tidak terlepas dari bertambahnya luas tanam. Periode Oktober 2024 hingga September 2025 mencatat luas tanam mencapai 43.687 hektare, atau naik sekitar 2.823 hektare dari periode sebelumnya yang hanya 40.864 hektare.
“Dengan bertambahnya luas tanam, produksi ikut meningkat. Tahun lalu total GKG mencapai 265.893 ton, dan tahun ini diperkirakan hasil akhirnya akan melampaui itu,” kata Hadyanto, Selasa (11/11).
Berdasarkan perhitungan sementara, luas panen dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai 38.196 hektare dengan total produksi 249.496 ton GKG, setara dengan 159.952 ton beras.
Dengan tingkat konsumsi masyarakat sekitar 110 kilogram beras per kapita per tahun, Purwakarta dinilai akan menutup tahun dengan surplus sekitar 70 ribu ton GKG. Kelebihan produksi ini, menurut Hadyanto, menunjukkan bahwa pasokan beras lokal berada pada kondisi aman.
“Kalau dibandingkan kebutuhan masyarakat, produksi tahun ini sudah lebih dari cukup. Kita masih memiliki stok cadangan yang memadai,” ujarnya.
Meski hasil produksi cukup baik, pemerintah daerah tetap melakukan langkah antisipasi menghadapi musim penghujan. Dispangtan telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk memperbaiki saluran air dan irigasi di sejumlah wilayah pertanian.
“Kami siapkan langkah pengamanan agar tidak terjadi genangan yang bisa merusak tanaman. Selain itu, petani yang berisiko terkena banjir juga dilindungi lewat program asuransi usaha tani (AUTP) seluas 5.000 hektare,” jelasnya.
Dispangtan juga memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi tetap stabil. Petani yang terdaftar dalam sistem e-RDKK dan Simluhtan telah mendapatkan jatah sesuai kebutuhan, sementara harga pupuk bersubsidi turun mengikuti kebijakan dari Kementerian Pertanian.
“Distribusi berjalan lancar dan stok di lapangan mencukupi. Tidak ada laporan kelangkaan pupuk,” ujar Hadyanto.
Sementara itu, luas lahan baku sawah (LBS) di Purwakarta masih terjaga di angka 17.970 hektare. Pemerintah daerah menegaskan tidak akan memberikan izin alih fungsi lahan pertanian produktif.“Kami berkomitmen menjaga agar LBS tetap dipertahankan. Kalau ada rencana perubahan, harus melalui izin dari dinas terkait,” katanya. (yat)



