
radarkarawang.id — Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Karawang terus memperkuat pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pelatihan, bantuan peralatan produksi, serta pengembangan sistem database berbasis aplikasi.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Karawang Budiman Ahmad mengatakan, bahwa pihaknya tengah menyiapkan aplikasi untuk menghimpun data seluruh pelaku UMKM di Karawang.
“Kita berharap ada database UMKM di setiap desa. Ini menjadi bank data yang harus kita bangun, supaya penyaluran bantuan bisa tepat sasaran dan terukur dampaknya,” katanya, kepada Radar Karawang, Kamis (13/11).
Menurut Budiman, aplikasi tersebut dirancang agar bisa mulai dioperasikan pada tahun 2026. “Tahun ini mudah-mudahan bisa rampung, karena program apa pun kalau tidak ditunjang dengan data, hasilnya tidak akan optimal,” paparnya.
Selain itu, Budiman menegaskan, pentingnya pendampingan terhadap penerima bantuan agar bantuan peralatan produksi benar-benar dimanfaatkan. “Bantuan ini tidak boleh seperti menabur garam di lautan. Harus ada pengawasan dan pendampingan supaya hasilnya terasa,” katanya.
Program bantuan alat produksi bagi UMKM di Karawang telah berjalan selama beberapa tahun. Tahun ini, 2.398 pengusaha UMKM yang akan menerima bantuan secara bertahap dalam tujuh termin. Adapun bantuan yang sudah disalurkan ditahun ini sekitar 400 unit barang.
“Dari bantuan ini, kita bisa melihat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Setelah database dan aplikasi berjalan, evaluasi dampak bantuan akan lebih mudah dilakukan,” paparnya.
Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat ke depan dapat langsung mengajukan permintaan atau menyampaikan kebutuhan bantuan kepada pemerintah daerah melalui sistem yang disiapkan.
“Akan ada hubungan linier antara pembekalan pengetahuan dengan kebutuhan alat yang diberikan. Harapannya, alat-alat ini bisa mendongkrak omzet para pelaku UMKM yang sebelumnya masih minimal,” ujarnya.
Budiman mencontohkan, pada kegiatan bazar UMKM yang digelar selama 14 hari berturut-turut pada tanggal 1 September hingga 14 September lalu, total omzet yang dicapai pelaku UMKM Karawang mencapai lebih dari Rp2 miliar.
“Itu pun baru sebagian kecil pelaku usaha yang terlibat. Masih banyak UMKM lain di luar sana yang perlu diberikan kesempatan, baik dalam pelatihan, penyediaan peralatan, maupun fasilitas pemasaran,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan dukungan pelatihan, bantuan alat, serta jaringan pemasaran yang kuat, diharapkan tercipta ekosistem yang sehat untuk menumbuhkan kemandirian para pelaku UMKM Karawang.
“Kalau semua unsur itu berjalan, pengetahuan, alat, pemasaran, dan pendampingan, saya yakin UMKM Karawang bisa semakin mandiri dan berdaya saing,” tutupnya. (zal)



