KABAR KAMPUNG
Trending

Desa Dangdeur Sejak 1983

PURWAKARTA, RAKA – Desa Dangdeur, yang terletak di Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, berada di ketinggian sekitar 77 meter di atas permukaan laut. Desa ini memiliki luas wilayah kurang lebih 851,9 hektare dan berjarak sekitar 3 kilometer dari kantor kecamatan, serta 10 kilometer dari pusat kota Purwakarta.

‎Nama Dangdeur memiliki kisah unik yang erat kaitannya dengan sejarah desa. Dahulu, di tengah permukiman warga tumbuh sebuah pohon besar bernama pohon dangdeur. Dalam bahasa Sunda, kata dangdeur berarti singkong, namun pohon tersebut bukanlah tanaman singkong, melainkan pohon kayu besar yang kini hanya tersisa akarnya. Seiring berjalannya waktu, pohon itu tumbang dengan sendirinya.

‎Di sekitar pohon dangdeur, terdapat dua makam yang dianggap keramat oleh masyarakat. Makam tersebut dipercaya sebagai tempat peristirahatan seorang ulama terdahulu bernama Kyai Ragasakti bersama istrinya, Nini Ragasakti. Keduanya dihormati sebagai karuhun atau leluhur Desa Dangdeur.

‎Sebelum resmi menjadi desa, wilayah Dangdeur dulunya merupakan bagian dari Kampung Cibungur, Kecamatan Campaka. Setelah terjadi pemekaran pada tahun 1983, Kecamatan Campaka dimekarkan menjadi tiga kecamatan, yaitu Bungursari, Cibatu, dan Campaka. Pada 3 Maret 1983, Desa Dangdeur akhirnya resmi diakui sebagai desa yang sah berdasarkan hukum, hasil pemekaran dari Desa Cibungur.

‎Sejak saat itu, kepemimpinan di Desa Dangdeur mengalami beberapa kali pergantian kepala desa. Pada tahun 1983, desa ini pertama kali dipimpin oleh Pjs Kepala Desa Usep Rosadi, yang memulai pembangunan balai desa pertama.

‎Kemudian, pada 1991, jabatan kepala desa dijabat oleh H.M. Sarpi Supriadi yang terpilih lewat pemilihan kepala desa (pilkades). Namun, periode kepemimpinannya sempat terganggu akibat gejolak sosial pasca Tragedi Trisakti tahun 1996. Meski begitu, Sarpi kembali terpilih pada pilkades 1999.

‎Pada 2002, tongkat kepemimpinan desa beralih kepada Ilan Sanen. Selanjutnya, tahun 2007, giliran Hj. Yohani yang memimpin Desa Dangdeur.

‎Memasuki tahun 2013, jabatan kepala desa dipercayakan kepada Tatang Taryana. Di bawah kepemimpinannya, Desa Dangdeur mengusung visi pembangunan yang dikenal dengan slogan “Dangdeur Ngajomantara.”

‎Selain dikenal dengan nilai sejarah dan religius, Desa Dangdeur kini juga berkembang sebagai wilayah dengan potensi ekonomi dan sosial yang cukup pesat. Perkembangan infrastruktur dan peran aktif masyarakat menjadi modal penting dalam membangun desa lebih maju.

‎Dengan perjalanan sejarah yang panjang, Desa Dangdeur tidak hanya menyimpan nilai budaya dan religi, tetapi juga mencatat dinamika pemerintahan desa yang terus berkembang dari masa ke masa. Masyarakat setempat berharap pembangunan yang ada dapat berjalan seimbang, menjaga tradisi leluhur sekaligus mengikuti perkembangan zaman. (yat)

Related Articles

Back to top button