
radarkarawang.id – Kemacetan panjang yang terjadi hampir setiap sore di Jalan Raya Pangulah, khususnya di kawasan Simpang Jomin, semakin menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
Jalur tersebut menjadi salah satu titik paling padat karena tingginya volume kendaraan, terutama kendaraan besar seperti truk dan kontainer yang mendominasi arus lalu lintas.
Situasi ini bukan hanya menghambat mobilitas, tetapi juga membuat pengguna jalan merasa tidak aman. Pengendara sepeda motor, yang jumlahnya cukup banyak pada jam pulang kerja, sering kali terjebit di antara kendaraan besar sehingga riskan terjadi kecelakaan.
Salah satu pengguna jalan Santika (25) menilai, bahwa permasalahan ini telah berlangsung lama, namun belum terlihat adanya penanganan maksimal dari pihak terkait. Sehingga perlu ada langkah konkret untuk mengurangi tingkat kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengendara. Kemacetan di kawasan tersebut sering membuatnya terlambat pulang.
“Kalau sudah lewat jam lima sore, jalan ini luar biasa macetnya. Kita yang naik motor sering merasa terjepit dan takut, apalagi kalau truk-truk besar itu saling salip. Situasinya benar-benar tidak nyaman dan sangat berbahaya,” katanya, Senin (24/11).
Santika juga menambahkan, bahwa selain membuat perjalanan lebih lama, kondisi tersebut membuat warga merasa lelah secara mental. “Bayangkan setiap hari harus menghadapi kemacetan seperti ini. Rasanya capek, frustrasi, dan takut sekaligus. Padahal ini jalan utama yang banyak digunakan warga,” paparnya.
Sementara itu, pengendara lainnya Taryadi (27) mengatakan, bahwa kemacetan ini berdampak pada aktivitas dan produktivitas masyarakat. “Perjalanan yang biasanya 10 menit bisa jadi 20 menit. Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga membahayakan kami para pengguna jalan,”ujarnya.
Taryadi berharap, ada pengawasan rutin dari petugas di lapangan. “Saya kadang saya pernah tidak melihat petugas lalu lintas yang mengatur. Dengan banyaknya truk besar yang lewat, harus ada pengaturan lebih tegas. Kalau perlu, batasi jam operasional kendaraan besar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Karawang Ade Saprudin, belum memberikan tanggapan saat dimintai konfirmasi mengenai persoalan ini hingga berita ini diturunkan. (zal)



