Kasus Pengubur Bayi Tunggu Pemeriksaan Medis
PURWAKARTA, RAKA – Kasus seorang ibu yang nekat mengubur hidup-hidup bayinya yang baru berusia lima bulan akibat depresi berat di Kecamatan Kiarapades, Kabupaten Purwakarta, belum ada kepastian hukum atas perbuatan tersebut.
Kapolres Purwakarta, AKBP Matrius menyebut, pihaknya masih mendalami perbuatan keji yang dilakukan oleh W (38) yang merupakan warga Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes. “Yang sedang kita dalami sekarang sesuai dengan fakta lapangan dan informasi dari keluarga dalam hal ini suami dan keluarganya yang diduga tersangka ini ibu dari tersangka tersebut mengalami gangguan kejiwaan dan depresi,” kata Kapolres Purwakarta, kepada sejumlah awak media, Kamis (28/3).
Selain itu, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit guna mendapatkan status ibu kandung korban lebih jelas. “Dan kami sedang melakukan koordinasi dengan tim medis rumah sakit dalam hal ini untuk meminta keterangan faktual secara medis,” ujarnya.
Kapolres menambahkan, pihaknya belum bisa melakukan penahanan terhadap pelaku pengubur bayinya tersebut sebelum petugas medis dalam hal ini pihak RSUD Bayu Asih Purwakarta memberikan jawaban final terkait kondisi kejiwaan perempuan tersebut. “Kalo memang benar, maka kita tidak bisa menegakan hukum, namun melakukan pendekatan kemanusiaan untuk diadakannya perawatan. Dan Nanti pihak rumah sakit mengarahkan kemana kita ikuti,” ujarnya.
Sementara saat ini kondisi bayi tengah mendapatkan bantuan pernafasan (ventilator) di ruang NICU RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. “Butuh keajaiban, untuk bayi malang ini,” ujar Direktur Utama RSUD Bayu Asih Purwakarta, Agung Darwis Suriaatmadja.
Menurutnya, Dian Asriani, bayi usia lima bulan itu kini masih menjalani perawatan intensif. Bahkan, kondisinya sangat memprihantinkan. Sebab, saat dibawa pertama kali ke RSUD, bayi perempuan itu sudah hilang kesadaran. “Kesadaran bayi tersebut menurun. Dengan kata lain, bayi Dian mengalami gagal bernafas. Sehingga, harus dibantu dengan ventilator. Selain itu, dilihat dari ciri-ciri fisiknya, angka harapan hidup untuk bayi ini sangat tipis,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Agung, pihaknya terus fokus pada kesembuhan bayi ini. Salah satu upayanya, pengawasan terhadap bayi ini lebih diutamakan dibanding pasien lainnya.
Terkait dengan ibu kandung korban, Agung mengaku, sampai saat ini pihaknya belum melakukan pemeriksaan. Meskipun, informasi yang beredar termasuk dari kepolisian, yang menyatakan ibu kandung bayi ini diduga mengalami depresi. Namun, hingga kini ibu bayi tersebut belum dibawa pihak kepolisian untuk diperiksakan ke RSUD. “Belum, kami sampai sekarang tidak memeriksa ibunya. Hanya bayinya saja. Kalaupun, pihak kepolisian ingin memastikan ibunya depresi atau tidak, silahkan surati RSUD. Nanti, kita bantu semaksimal mungkin,” ujarnya. (gan)