KARAWANG, RAKA- Di era milenial seperti sekarang, rasanya setiap hari tak bisa dipisahkan dari gadget, terutama pelajar. Namun, jika tidak diarahkan, gadget bisa jadi sumber masalah bagi pelajar, salah satunya bisa mengkonsumsi berita hoaks.
Saat ini, berita hoaks sangat marak dan mudah ditemukan di media sosial. Penyebarannya pun sangat cepat melalui medsos ataupun jaringan internet lainnya. Oleh karena itu, pelajar perlu diberikan pembinaan agar bijak dalam menggunakan medsos. “Kegiatan seminar pelajar anti hoaks ini, memberikan kesepahaman antar pelajar dan santri se- Kabupaten Karawang guna menumbuhkan kesadaran dalam menyampaikan, menerima dan menggunakan sosial media di tengah masyarakat,” kata Irvan Rizki, ketua pelaksana seminar dan deklarasi anti hoaks, Rabu (10/4).
Darja Suherman, seksi acara kegiatan menambahkan, peserta deklarasi sekitar 100 orang terdiri dari santri dari sejumlah pesantren di Karawang, PAC IPNU dan IPPNU tiap kecamatan dan SMA/SMK se- Karawang. “Narasumbernya dari Kominfo, relawan TIK dan dari Polres Karawang. Antusiasme peserta cukup bagus, selain banyak juga interaktif saat mengikuti seminar,” paparnya.
Menurutnya, saat ini produksi hoaks dan ujaran kebencian meningkat. Oleh karena itu, pelajar mesti dibentengi. Apalagi, hampir semua pelajar saat ini sudah menggunakan handphone. Sementara dari handphone ini bisa diakses semua informasi baik yang benar maupun hoaks. “Pelajar perlu diberikan pemahaman tentang hoaks dan juga bagaiman konsekuensinya terhadap hoaks, sehingga tidak asal menyebarkan saja,” tuturnya.
Darja mengajak pada semua pelajar, untuk bijak dalam menggunakan media massa. Apalagi, saat musim politik seperti sekarang. Dia meyarankan pelajar tidak memakan mentah-mentah informasi yang diterima. “Saring dulu sebelum sharing. Kalau sekiranya ada informasi yang rancu, tabayyun pada orang yang bersangkutan. Jangan sebarkan informasi yang keliru,” pungkas ketua jaringan sekolah dan dakwah pesantren IPNU Kabupaten Karawang ini. (asy)
