Masuk Candi Seikhlasnya
BATUJAYA, RAKA – Siapa yang tidak kenal percandian di Batujaya. Namun, perluasan candi yang konon lebih luas dibanding Borobudur itu mandek. Ukurannya masih segitu. Tidak berubah.
Bukan hanya itu, pengelolaan kompleks percandian itupun masih seadanya. Bagi wisatawan yang mau masuk, tidak perlu mengeluarkan kocek berlebih, karena seikhlasnya.
Abdurohman, juru pelihara Candi Lempeng. Ia mengaku hanya menyediakan buku tamu untuk pengunjung, namun untuk biaya masuk candi hanya kebijaksanaan dari masyarakat. Pihaknya tidak mematok harga untuk siapapun yang datang ke Candi Lempeng. Bahkan kebanyakan pengunjung tidak ada yang memberi uang. “Biaya masuk kebijakan masyarakat saja,” jelasnya.
Abdurohman mengatakan, di musim hujan sekarang rumput mudah tumbuh, pihaknya mengaku satu bulan hingga tiga kali potong rumput sampai menghabiskan bensin tiga liter sekali motong rumput. “Biaya bensin dari kantong sendiri, belum ada dari pemerintah,” ujarnya.
Mahmud Arifin, juru pelihara Candi Belandongan, mengaku tidak ada pungutan biaya bagi masyarakat maupun pelajar yang datang ke situs Candi Belandongan. Namun dia juga menerima bagi pengunjung yang hendak memberi uang. Pasalnya uang yang diberikan pengunjung digunakan untuk membeli bensin mesin pemotong rumput, karena belum ada anggaran dari pemerintah. “Setiap potong rumput, kadang harus mengeluarkan 15 liter bensin,” jelasnya kepada Radar Karawang, Jumat (5/4).
Ia melanjutkan, setiap hari ada pelajar maupun masyarakat umum yang mengunjungi Candi Belandongan, bahkan pernah ada pengunjung dari luar pulau. “Per bulan hampir tiga ribu pengunjung, ada juga dari Palu, Sulawesi, Kalimantan,” katanya. (cr4)