Uncategorized

Peternak Jangkrik Minim Akses Pasar

KLARI, RAKA – Tata Tomas, warga Desa Curu, Kecamatan Klari kelimpungan untuk memasarkan jangkrik peliharaannya. Pasalnya, selama 4 tahun, ia hanya menjual jangkrik ternaknya itu hanya ke kios-kios.

Tata Tomas, Warga Desa Curug mengatakan, sudah selama 4 tahun ia menjalani usaha ternak jangriknya tersebut. “Alhmadulillah sudah empat tahun saya ternak jangkrik,” ucap Tomas, kepada Radar Karawang, Kamis (11/4).

Ia menuturkan, masa perkembangbiakan jangrik selama satu bulan, setelah itu dapat dipanen dan dijual. “Ya sebulan sekali sih proses pembesaranya, habis itu saya jual,” tuturnya.

Ia mengaku, masih kebingungan dalam memasarkan jangriknya tersebut, selain ke kios-kios. “Kalau sekarang saya jual cuma ke kios-kios aja buat pakan burung, saya bingung pasar seperti apa yang akan membuat harga jangrik ini lebih mahal, kalau ke kios, saya cuma jual Rp15 ribu perkolinya,” akunya.

Ia mengaku sempat mengajukan kepada pihak pemerintah Desa Curug agar salah satu usaha BUMDes bergerak di usaha ternak jangkrik. “Saya sudah ajukan dan kata pihak desa nunggu dulu anggaranya, karena masih dalam tahap pengajuan, dan mudah-mudahan desa juga bisa membukakan pasar lainya selain memasukan ke kios-kios,” pintanya.

Kepala Desa Curug, Yayat mengunkapkan, akan mengupayakan agar usaha jangkrik dapat dikelola oleh BUMDes dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaanya. “Iyah, memang ada usulan dari pak Tata, nanti saya akan bicarakan jika memang ini berpotensi tinggi untuk desa dan masyarakat,” pungkasnya. (cr3)

Related Articles

Back to top button