KARAWANG, RAKA – Sub Divre Karawang kena semprot Wakil Bupati Kabupaten Karawang Ahmad Zamaksari, usai diketahui jika perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan diketahuinya hanya membeli gabah yang berkualitas bagus dari petani. “Saya ke sini bukan mau rapat bukan, pada hari ini terjadi saya sampaikan terlebih dahulu inti permasalahannya, adanya perubahan cuaca begitu angin kencang datang hujan datang, jangankan ada yang beli (Gabah), sama sekali tidak ada. Tengkulak sama sekali gak ada yang beli gabah petani, dalam kondisi padi ayeh, bahasa Karawang itu, gak ada yang beli. Sekalipun ada yang beli paling harga 3.000 itupun diutang pak,” ungkap Jimmy sapaan akrab Wakil Bupati Karawang, Senin (15/4) kemarin, di kantor Sub Divre Karawang.
Menurutnya, dalam keadaan normal, harga gabah dikisaran Rp 4.200. “Kalau normal petani ya senang-senang saja. Saya mau Kasub Bulog, apa antisipasinya yang dilakukan Sub Bulog Karawang mana kala terjadi perubahan cuaca angin kencang, sehingga membuat padi menjadi ayeh. Langkah kongkret apa yang dilakukan Sub Bulog? Apa turun perintahkan para tengkulak untuk tetap beli padi dengan harga, umpanya relatif di bawah harga biasa yang tidak kena angin atau apa?,” tanyanya.
Sebetulnya, lanjut Jimmy, anjloknya harga dasar gabah tidak menyeluruh, hanya terjadi pada saat padi kena imbas cuaca. “Angin kencang, sehingga membuat padi-padi menjadi rebah kemudian hujan, sehingga membuat padi basah dengan otomatis harga turun. Tetapi bagi petani yang tidak kena imbas, itu harga gabah masih dalam harga normal,” katanya.
Dia meminta, Bulog bergerak cepat mengatasi harga gabah yang terkena dampak cuaca. “Saya bersama Dinas Pertanian meminta kepada temen-temen Sub Bulog untuk antisifatif untuk bergerak cepat mana kala terjadi padi yang rebah, beli harga yang sangat rendah ini tolong satgas sergap agar segera bergerak mulai hari ini dan seterusnya, ini untuk antisipasi faktor cuaca saja,” ujarnya.
Wakil Sub Divre Bulog Karawang Deni Kurniadi mengaku, Bulog sekarang memang sedang produksi gabah yang harus berkualitas baik, karena kalau mulai dari hulu jika mendapatkan berkualitas baik, maka sudah pasti akan produksi dengan beras yang berkualitas baik juga. “Karena bahwasannya Bulog itu, fokus untuk beras yang baik, fokus untuk beras bagus, karena seperti kita ketahui bersama untuk wilayah sendiri,” ungkapnya.
Diteruskannya, Bulog bukan hanya membeli gabah yang baik aja, kalau seandainya harga gabah turun pun pihaknya akan berusaha membeli. “Kita berusaha mencoba menyerap tapi sesuai degan ketentuan SOP kita, kualitas kadar airnya seperti apa, hampanya berapa itu bakal kita serap, seperti itu,” katanya.
Seprti halnya untuk di Jatisari kata Deni, pihaknya membeli gabah dari petani meskipun kualitasnya rendah. “Kita sudah menyerap kemarin, kita serap di daerah Cirejag, Desa Pundong kita sudah menyerap. Tim kami di lapangan kalau kita sudah terima informasi di desa mana, kita terun langsung ke lapangan harga berapa di desa itu, harga gabah berapa? kita terjun langsung ke lapangan. Kita cek kalau seandainya seprti kemerin di Desa Pundong, itu harga gabah 3.500 kita lagsung serap kemarin, lebih dari 10 ton, langkah kita antisipasi kedepannya supaya kita bergerak cepat,” pungkasanya. (apk)