Berharap Bantuan Dinsos
RENGASDENGKLOK, RAKA – Bagi sebagian orang yang kurang beruntung, pemerintah adalah satu-satunya harapan agar kehidupannya bisa berubah. Nurhasan (29), warga Jatihurip, Desa Dukuhkarya, Kecamatan Rengasdengklok, seorang tunanetra sempat mengikuti Sekolah Luar Biasa di PSBN Wiyata Guna Bandung tahun 2010 sampai 2012.
Dia mengaku belum memiliki pekerjaan tetap, sedangkan dia harus menafkahi istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Namun untuk biaya keseharian suka mengandalkan ikut pentas, karena dirinya bisa memainkan kendang. “Ada aja rezeki mah, kadang-kadang suka ada yang ngasih, kalau gak ada pementasan,” jelas Nurhasan kepada Radar Karawang, Rabu (24/4).
Ia melanjutkan, disamping seorang muazin di Masjid Al Ikhlas Jatihurip, dia juga ingin membuat klinik pijat bersama teman-temannya waktu sekolah di Bandung. Rencana tempatnya di Jatisari, namun sampai saat ini keinginannya belum tercapai. “Pernah mengirim proposal ke Dinsos untuk membuat klinik pijat, tapi sampai sekarang belum ada respon,” katanya.
Hasan menyampaikan, saat ini ada harapan untuk membuat proposal baru yang akan ditujukan kepada Dinsos, pihaknya mengaku terus akan berjuang menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, walaupun proposalnya belum ditanggapi sampai sekarang. “Sekarang lagi ingin bikin pengajuan proposal untuk kesenian, itu cita-citanya tapi belum dibuat,” pungkasnya. (cr4)
