HEADLINE

Satu Lagi Petugas TPS Gugur

RENGASDENGKLOK, RAKA – Satu lagi petugas tempat pemungutan suara (TPS) meninggal dunia usai pemilu. Kali ini, giliran Aning S, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 15, Dusun Jatihurip, Desa Dukuhkarya, Kecamatan Rengasdengklok, Rabu (24/4) siang. Hingga saat ini sudah ada tiga orang anggota KPPS di Karawang meninggal dunia.

Enjay, sekretariat PPS Dukuhkarya menyampaikan, Aning meninggal Rabu (24/4) pukul 12.00 di Rumah Sakit Bayukarta. Sebelum dibawa ke Bayukarta, Aning sempat dibawa ke Rumah Sakit Proklamasi Rengasdengklok, namun di rumah sakit tersebut tidak ada ruangan.
“Pak Aning sebagai pekerja keras, gak pernah sakit-sakitan. Tadi malam sekitar jam setengah lima pagi, saya dapat kabar dari tetangga kalau pak Aning sakit,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, saat tiba di rumah sakit pihak dokter mengklaim bahwa Aning tidak mengidap penyakit jantung, melainkan menurut diagnosa darah tinggi. “Sebelum meninggal, jam setengah lima ketahuan sama istrinya ngorok. Pada saat koma, langsung dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Enjay berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk keluarga Aning. “Pak Aning masih punya anak yang masih sekolah dan yang belum sekolah. Saya berharap anggota saya mendapatkan bantuan, karena menurut pemantauan pak Aning pekerja keras tidah pernah sakit, nah ketika melaksanakan tugasnya (anggota KPPS) kenapa tiba-tiba beliau seperti itu (meninggal),” ujarnya.

Nanrim (72) warga Jatihurip mengatakan, Aning seorang pekerja KPPS yang paling giat, dirinya juga yang memberitahu cara melipat kertas suara yang benar. Bahkan, pada Selasa (23/4), Aning sempat mengimaminya salat Magrib dan Isya. “Pak Aning mah gak punya panyakit jantung. Orangnya sehat-sehat aja, makanya gak nyangka Mang Aning meninggal,” ujarnya.

Ketua KPU Kabupaten Karawang Miftah Farid mengatakan, pada saat 17 April, Aning mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik hingga tuntas. Sehari kemudian, pada 18 April, Aning sempat sakit berobat dan sempat pulih. Kemudian, sakit lagi. Sempat dibawa ke Rumah Sakit Proklamasi Rengasdengklok, tapi rumah sakit tersebut tidak sanggup kemudian di bawa ke Rumah Sakit Bayukarta. “Kita sudah minta data ke keluarganya dan sudah kita kirimkan ke KPU Provinsi dan KPU RI. Yang dua orang kemarin (KPPS meninggal) sudah dapat bantuan dari gubernur. Karena memang ini baru kejadiannya, jadi kita ajukan lagi,” paparnya.

Farid melihat, banyaknya petugas di lapangan meninggal dunia, diduga karena beban kerja yang lebih berat dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. “Informasi dari rekan-rekan di lapangan, memang pemilu kali ini beban kerjanya lebih berat. Kalau pilgub lalu kan gak seperti sekarang,” ujarnya.

Banyaknya petugas di lapangan meninggal dunia, tambah Farid, perlu dijadikan kajian bagi pemangku kebijakan, agar ada evaluasi untuk perbaikan kedepannya. “Kita dari daerah tidak ada rekomendasi, karena bukan kewenangannya. Biarlan ini jadi bahan kajian bagi DPR selaku pembuat undang-undang, pemangku kebijakan untuk melakukan evaluasi,” pungkasnya. (cr4/asy)

Related Articles

Back to top button