Tahun Depan Seluruh SMP Wajib UNBK

CIKAMPEK, RAKA – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Diadikpora) Kabupaten Karawang mewajibkan siswa SMP memiliki laptop di tahun ajaran baru 2019/2020 mendatang. Imbauan ini dikeluarkan guna persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan diterapkan diseluruh SMP negeri maupun swasta.
Ketua Musyawarah Kepala kerja Kepala Sekolah (MKKS) wilayah 5 Hermawan mengatakan, berdasarkan surat edaran Diadikpora Kabupaten Karawang nomor : 420/ 725 -PSMP, perihal imbauan memiliki komputer atau laptop. Dalam surat edaran tersebut, SMP negeri maupun swasta se-Kabupaten Karawang wajib melaksanakan program UNBK. “Mulai tahun depan, setiap SMP negeri dan swasta wajib menggunakan UNBK,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (25/4) kemarin.
Ia menjelaskan, dalam isi surat edaran tersebut, setiap kepala sekolah menghimbau atau mengajak kepada orang tua siswa yang anaknya sekolah di SMP untuk memiliki minimal satu keluarga satu laptop yang diperlukan untuk keperluan sekolahnya. Seperti UNBK dan keperluan-keperluan lainnya bagi peserta didik karena mulai pada tahun ajaran 2019/2020 ujian nasional wajib berbasis komputer. “Kami tidak merasa keberatan dengan imbauan dari Disdikpora, karena sesuai Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nasional Nomor 0047/P/BSNP/XI/2018 tentang prosedur operasional standar penyelenggara ujian nasional tahun 2018/2019,” jelasnya.
Menurutnya, pelaksanaan UNBK sangatlah penting, sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman, revolusi industri 4.0. “Surat imbauan itu, akan disosialisasikan kepada para orang siswa,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, pihaknya tidak menekankan untuk kepada orang tua siswa untuk mempunyai laptop, akan tetapi disesuaikan dengan kemampuan wali murid. “Kalau untuk di SMPN 1 Cikampek, saya harap orang tua siswa yang mampu, harap kerja samanya. Karena pelaksanaan UNBK ini demi kebaikan para peserta didik, sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman,” ucapnya.
Haeriah, salah satu orang tua siswa SMPN 1 Tirtamulya menyampaikan, jika pihak sekolah membebankan wali murid untuk membeli laptop, pihaknya merasa keberatan. Pasalnya, tidak semua orang tua peserta didik mampu membelinya. “Kalau diharuskan untuk membeli komputer tentu tidak setuju, soalnya gak semua wali murid mampu. Kasihan bagi yang gak punya. Kalau orang tuanya punya dan sanggup saya rasa gak jadi masalah, karena ada manfaatnya juga, anak jadi bisa mainin kompter,” pungkasnya.(acu)