GERBANG SEKOLAH

Santri Ponpes Al Khoir Tidur 5 Jam Sehari

TEGALWARU, RAKA – Tidak beda jauh dari biasanya, kegiatan bulan Ramadan di Pondok Pesantren Al Khoir juga dipenuhi dengan kegiatan keagamaan. Jam tidur santri juga tidak bertambah atau berkurang. Namun hingar bingar Ramadan lebih terasa.

Pesantren yang berada di Kampung Waru, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, itu berisi 50 santri, dipimpin oleh Asep Hilman dan Ema Mariatul Kibtiah.

Selama Ramadan, kata Asep Hilman, para santri melaksanakan kegiatan rutin harian. Dari mulai bangun sahur pukul 03.15 WIB, kemudian tadarus Alquran di masjid dan dilanjutkan dengan jamaah salat Subuh. Setelah itu kultum pagi. Kemudian kembali mengaji pada pukul 07.00 WIB dan selesai pada Pukul 12.00 WIB kemudian salat jamaah zuhur, dan dilanjutkan tidur siang untuk persiapan salat tarawih pada malam harinya. 

“Setelah selesai salat berjamaah ashar, kegiatannya adalah ngaji sore sampai pukul 17.00 WIB. Kemudian berbuka bersama di masjid dengan makanan kecil dan langsung jamaah maghrib,” katanya.

Ia melanjutkan, setelah selesai jamaah maghrib, barulah para santri melakukan makan malam. Setelah makan malam, para santri pergi ke masjid dan melaksanakan jamaah salat isya dan tarawih bersama-sama. 

Setelah itu kegiatan tadarus Alquran hingga pukul 21.00 WIB, kemudian belajar bersama hingga pukul 22.00 WIB. “Setelah itu istirahat atau tidur malam,” katanya.

Di pondok pesantren, terang Asep, ada dua kegiatan inti. Pertama adalah kegiatan madrasiyah, yaitu kegiatan belajar mengajar di madrasah dengan jenjang pendidikan mulai ibtidaiyah dikhususkan kepada pemula, tsanawiyah atau wustha bagi santri menengah dan aliyah atau ulya bagi santri sekolah di tingkat SMA dengan kurikulum dari pesantren.

Sedangkan yang kedua adalah kegiatan mahadiyah atau kegiatan khas pesantren, yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar kegiatan belajar mengajar di madrasah, seperti kajian kitab-kitab klasik dan kontemporer yang diasuh oleh kiai dan ustad-ustad senior, salat berjamaah, tahfidz (hafalan) hingga bahtsul masail. “Sehingga santri akan mudah menyerap semua pendidikan ilmu pengajian yang kami berikan,” tutupnya. (yfn) 

Related Articles

Back to top button