17 Pemburu Harta Karun Tewas
Lainnya Cacat Permanen dan Lumpuh
CILAMAYA WETAN, RAKA – Bawah laut Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, memang memiliki sejuta sensasi. Selain terpendam banyak harta karun dari zaman VOC, juga terumbu karang dan hewan laut yang indah.
Perburuan harta karun pun sudah dimulai sejak tahun 1993. Menurut Kepala Desa Sukakerta Bukhori, saat itu terjadi pengangkatan benda antik di dasar laut. Dan hebatnya, benda tersebut bukan kategori benda murah, nilainya pada waktu itu ratusan juta hingga miliaran rupiah. Namun, akibat terlalu bebas, pencarian harta karun itu banyak menuai korban akibat penyelaman tanpa memakai prosedur keselamatan. “Terhitung 17 orang meninggal, ada juga yang mengalami cacat permanen, lumpuh gara-gara berburu harta karun,” ucapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Di sisi lain, wisata bahari di pantai tersebut sangat menjanjikan dan dapat memanjakan pengunjung. Dia pun yakin bisa bersaing dengan Kepulauan Seribu. Selain itu, dia mengatakan jika di perairan Tangkolak memiliki banyak pulau tenggelam. Salah satunya Pulau Pasir sekitar 25 hektare, Sendulang, Karang Kapalan, Karang Bandengan. Ditambah dengan kehidupan bawah laut yang luar biasa, yang dulu rusak oleh nelayan akibat dijual. “Saat ini dijaga hingga sekarang kurang lebih 15 tahun tumbuh subur,” ucapnya.
Selanjutnya, Tangkolak juga memiliki hutan mangrove, dengan tegas dia menyatakan jika hutan mangrove ini bukan milik Perhutani, tapi murni milik desa, dikelola sendiri oleh desa. “Karena dijaga. Jenis mangroove ragusan, dan di sini ada puluhan jenis mangrove lainnya,” ujarnya.
Adapun keadaan pantai, dia mengakui memang bisa dilihat begini adanya. Masih kumuh dan memerlukan banyak sentuhan. Namun, hingga saat ini dia tidak pernah berhenti membangun dan mengurusnya. Mulai dari dana pemerintah hingga dana desa dialokasikan kesini untuk penataan. “Galeri ini awlanya konsep museum, berubah menjadi galeri, berubah menjadi pusat informasi soal bahari dan kelautan,” pungkasnya. (rok)