Dihantui Krisis Air
CILAMAYA WETAN, RAKA – Para petani Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, terancam mengalami krisis air jika Bendungan Karet tak segera diperbaiki. Bendungan Karet yang mengairi ribuan hektare sawah di Desa Muara tersebut, pecah pada 22 Juli 2018. Sebelumnya bendungan tersebut sudah disurvey dan janji perbaikan. Namun hingga saat ini masih belum juga dapat sentuhan.
Kades Muara Iyos Rosita mengaku, kerusakan Bendungan Karet sampai terjadi ledakan yang mengakibatkan karet bendungan pecah sudah terjadi sejak 22 Juli tahun 2018, hal ini jelas berdampak pada petani, karena harus dihadapkan dengan ancaman krisis air pada musim kemarau.
Sebenarnya, kata Iyos, sejak 6 Agustus 2018 telah disurvei dinas terkait, bahkan petani dan dirinya juga cukup merasa lega karena berdasarkan hasil survei, katanya bulan kedua atau ketiga tahun 2019 ini, akan dilakukan renovasi. Sayangnya sesal Iyos, sampai sekarang justru belum ada kabar beritanya. “Coba, kemanakah kami harus mengadu, sudah pusing,” ujarnya kesal.
Padahal, lanjut Iyos, bendungan tersebut sempat ditinjau rombongan pengawas Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Banun Hafsari bersama pengawas wilayah Karawang, Antareja ceking lokasi bendungan bersama Kasdim 0605 Karawang Mayor Info Tatang, dan juga sejumlah pejabat Dinas Pertanian dan Kepala PJT II Karawang.
Lebih lanjut, kata kades Muara itu, kemarau 2018 pihaknya bareng petani gotong royong dengan berbagai macam cara untuk mencukupi kebutuhan air. Belum lagi sekarang yang sudah siap-siap menghadapi kemarau 2019. Ia berharap Bendungan Karet ini bisa segera dioperasikan kembali. Hal itulah yang dia sampaikan saat kunjungan para pengawas di Muara ke lokasi Bendungan Karet Agustus lalu. “Sekarang mau musim kemarau, kita minta segera ada perbaikan, soalnya bendungan itu penting untuk mengairi sawah ribuan hektare,” pungkasnya. (rok)