Tolak Penghapusan Mata Pelajaran PJOK
TIRTAMULYA, RAKA- Sejumlah guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) menolak penghapusan mata pelajaran tersebut di tingkat SMK, khususnya kelas XII.
Deni Firmansyah, guru PJOK SMKN 1 Tirtamulya mengatakan, PJOK saat ini tidak masuk dalam silabus. “Tidak dimasukannya di dalam silabus mata pelajaran PJOK di tingkat SMK khususnya, bagi kami sangat berpengaruh terlebih karena siswa SMK lulusannya nanti akan bersaing di dunia kerja. Kalau ditidak adakan bagaimana kebugaran mereka bisa dijaga sedangkan di kelas XII mereka tidak ada pelajaran PJOK,” tanyanya, pada Radar Karawang, Selasa (14/5).
Selain itu, tambah Deni, jam jam mengajar guru PJOK di sekolah tersebut berkurang dan otomatis berkurang juga honornya. “MGMP PJOK kabupaten sudah protes terhadap pemerintah, tapi belum ada tanggapan serius, kami harapkan PJOK kelas XII harus tetap ada,” pintanya.
Hal senada dikatakan guru PJOK SMPN 1 Tirtamulya Angga Teza Permana, menuturnya, pendidikan jasmani di sekolah sangat dibutuhkan. Bukan hanya meningkatkan kebugaran jasmani anak, melainkan juga memberi gerak yang bervariasi dan bermakna bagi anak. “Pandangan tentang pendidikan jasmani juga bersifat universal, namun semua itu bermuara pada makna pendidkan jasmani yang membangun manusia seutuhnya. Seperti yang terungkap pada Dirjendikti, 1991, pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pendidikan jasmani sangat penting bagi siswa, jangan sampai mata pelajaran ini dihilangkan. “Jadi sangat penting pendidikan jasmani dari tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat menengah atas,” pungkasnya. (acu)