Gaji Juru Pelihara Rp1 Juta
Bule Setia Jaga Makom Jaka Tingkir
RAWAMERTA, RAKA – Tidak semua orang bisa terpilih menjadi juru pelihara sebuah makom. Butuh integritas. Karena selain bergaji minim, sang juru pelihara harus siap melayani peziarah kapan pun.
Karnadi (42) alias Bule, warga Dusun Rawagede, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Juru Pelihara (jupel) makom Jaka Tingkir mengatakan, sejak awal 2018 sudah resmi diangkat sebagai Juru Pelihara Makom Jaka Tingkir. Namun dia mengaku pertama ada jupel di makom Jaka Tingkir pada tahun 2014.
Menurutnya, semua makom yang ada jupel sudah pasti termasuk cagar budaya, termasuk makom Jaka Tingkir. Karnadi mengakui setelah diangkat menjadi jupel, dia merasa terbantu karena disamping merawat makom orang-orang yang berjasa, dirinya juga mendapat honor dari pemerintah. Adapun gaji yang diterima Karnadi tidak sebesar UMR buruh pabrik, yaitu Rp1 juta per bulan. “Syukur Alhamdulillah semenjak jadi jupel ada perhatian dari pemerintah,” jelasnya kepada Radar Karawang, Selasa (14/5).
Ia melanjutkan, sebelum jadi jupel, dia sering berkunjung dan membersihkan sekitar cagar budaya Jaka Tingkir. Padahal sebelum diangkat jadi jupel, Karnadi tidak menerima honor dari pemerintah. Hanya saja dia mempunyai rasa tanggung jawab atas jasa orang-orang terdahulu. “Apalagi Jaka Tingkir ini adalah orang yang diutus Sunan Kalijaga untuk belajar di Karawang. Jadi pantas juga banyak pengunjung untuk berziarah ke Makom Jaka Tingkir Rawagede,” ujarnya.
Dia mengaku sebelum menjadi jupel Jaka Tingkir, bekerja serabutan seperti tani dan tukang pasang baja ringan. Dalam kesehariannya lebih banyak diam di Makom Jaka Tingkir daripada di rumah. Bahkan jika ada peziarah tengah malam, dirinya rela meluangkan waktu untuk menemani pengunjung. “Kalau ada pengunjung yang nginep, saya juga nemenin apalagi kalau orang jauh,” katanya.
Karnadi mengatakan, sejak kecil sudah datang ke Makom Jaka Tingkir, karena memang saat itu kakek Karnadi sempat menjadi juru kunci. “Saya sangat menikmati jadi jupel,” ujarnya.
Dirinya saat ini bukan hanya memelihara lingkungan makom saja, tapi juga suka menjadi narasumber jika ada tamu yang menanyakan soal sejarah Jaka Tingkir. “Kalau tidak ada juru kunci, kadang suka mimpin orang yang ingin tawasulan,” pungkasnya. (cr4)