Santri Nurul Quran 2 Mengaji dan Bertani
TEGALWARU, RAKA – Menjadi santri di pondok pesantren sering dianggap hanya berkutat dengan ilmu agama dan kegiatan mengaji Alquran dari pagi hingga malam hari.
Namun di Pondok Pesantren Nurul Quran 2 di Kampung Cicangor, Desa Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, para santri tidak hanya diajari mengaji ataupun belajar ilmu agama, mereka dibina dengan kemampuan usaha terutama di sektor pertanian atau agribisnis juga peternakan.
“Alhamdulillah kini para santri sudah sudah bisa menguasai bidang pertanian, peternakan, burung , kambing, juga domba dan saya yakin mereka bisa mandiri,” ungkap Asep Abdurrohman Al Hafidh, Guru Besar Pondok Nurul Quran ISI kepada Radar Karawang, Selasa (21/5).
Keberhasilan pondok pesantren yang didirikan tahun 1997 mendidik santri menguasai pertanian dan peternakan, tidak diraih dalam waktu yang singkat dan tanpa perjuangan. Pengelolaan pendidikan yang seadanya, menyebabkan perkembangan amat sangat lamban bahkan cenderung berjalan di tempat, ditambah kurangnya pengetahuan mengenai potensi daerah. “Santri kami kebanyakan selain warga disini, juga dari beberapa wilayah luar Kecamatan Tegalwaru. Bahkan hampir setiap malam Jumat, santri santri kami masih tetap melaksanakan pengajian yang kami gelar setiap malam Jumat,” terangnya.
Ia melanjutkan, saat ini pesantren sudah banyak berdiri. Dia berharap pengetahuan santri akan jauh lebih baik, ketika bekal untuk masa depannya diajarkan. Sehingga bagi santri, mengaji adalah pondasi yang kuat dan pengetahuan pengembangan potensi di bidang yang diajarkan di pesantrennya, bisa menjadi bekal dalam kehidupan. “Tidak sekadar bertani ala kadarnya. Pesantren harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan santri petani yang mumpuni dan cakap,” pungkasnya. (yfn)