Petani Mulai Malas Bertani
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Harga gabah di Kampung Tegalluhur, Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur, belum memuaskan petani. Mereka berharap pemerintah bisa menaikkan harganya, agar memberi semangat bertani.
“Jadi agak malas bertani. Harganya memang agak jauh lebih baik daripada bulan sebelumnya, karena kemarin sempat anjlok sampai Rp360 ribu,” ujar Otang (62) petani Sukamakmur kepada Radar Karawang, Selasa (28/5).
Kuneng (58) petani setempat mengatakan, proses panen yang panjang membuat lelah. Padi yang semestinya sudah dibayar oleh tuan tanah, dan dia tinggal menerima uangnya seperti panen-panen sebelumnya, terpaksa harus dilakukan sendiri. “Ya karena harganya murah, tidak nutup untuk biaya operasional,” ujarnya.
Menurut Kuneng, saat ini rata-rata petani pusing karena harga gabah sangat murah. Para juragan tidak berani datang dan membeli. Hal mengakibatkan bertambahnya pekerjaan bagi pemilik padi, karena harus memanen sendiri, membawa pulang, dan menjemurnya hingga kering. “Panen tak dapat uang malah tambah payah,” keluh Kuneng.
Meski begitu, dia tetap menerima karena seandainya dijual pun harganya tetap murah. Makanya, dengan dipetik sendiri dan dibawa pulang untuk dikeringkan dan disimpan, berharap nanti setelah harganya tinggi bisa dijual lagi, sehingga bisa mendapatkan untung walaupun tertunda waktunya.
Casori (55) seorang makelar mesin potong padi mengatakan, saat ini mesin potong pilih-pilih saat memanen padi milik petani. Alasannya, harga gabah sedang tak bagus. Bahkan, biasanya saat panen tiba para juragan dari luar kota membawa alat potong sendiri. “Katanya sih disana juga lagi panen,” kata Casori.
Akibatnya, dia kadang malu dengan petani yang sudah diiyakan padinya mau dipanen, saat ditunggu tak kunjung panen. “Pokoknya panen kali ini petani banyak yang mengeluh, saya juga malu sebagai makelar,” katanya. (yfn)