Mandi di Citarum, Kulit Busik
RENGASDENGKLOK, RAKA – Beda dulu dengan sekarang. Air Sungai Citarum tempo dulu sering digunakan masyarakat untuk mandi hingga mencuci, bahkan untuk keperluas minum. Tapi sekarang jangan coba-coba. Karena sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut sudah tercemar limbah rumah tangga hingga pabrik.
Yana (15) warga Gudang Bata, Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, mengaku sering mandi di Sungai Citarum jika sedang surut. Apalagi jika cuaca sedang terik-teriknya. “Sudah biasa mandi di Citarum kalau lagi tidak banjir doang, walaupun katanya ada buayanya juga,” jelasnya kepada Radar Karawang, Jumat (12/7).
Ia melanjutkan, selama mandi di Citarum tidak pernah melihat hewan yang berbahaya apalagi buaya, paling dirinya sering melihat ganggarangan itupun tidak pernah mengganggunya. Dia mengaku saat mandi di Sungai Citarum seringkali menelan air dengan sengaja. “Airnya tidak bau, cuma setelah mandi langsung busikan saja ke kulit,” katanya.
Ijad (18) warga lainnya mengatakan, selama mandi di Citarum belum pernah gatal-gatal ataupun sakit perut, walaupun airnya sering ketelan. Dia mengaku mandi di Citarum tidak hanya sendiri melainkan bareng bersama teman-temannya. “Kalau sendiri mah tidak berani, harus bareng sama teman-teman sekalian main aja,” katanya.
Amat (51) warga RT 02 mengaku sering mandi di Sungai Citarum, padahal dia tahu bahwa air Citarum sudah tercemar limbah pabri. “Di Citarum banyak ularnya juga, sekarang cuma diapakai mandi saja. Dulu sering digunakan buat minum sama masak,” pungkasnya (cr4)