LEMAHABANG, RAKA – Kemarin adalah awal baru bagi para peserta didik baru. Pengelola sekolah harus memberi kesan nyaman, agar mereka bisa bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
SMAN 1 Lemahabang bahkan menerapkan metode happy & game untuk 244 siswa barunya saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ketua Pelaksana MPLS SMAN 1 Lemahabang Teja Hudaya ingin membangun karakter siswa melalui kenyamanan tanpa perploncoan. Pasalnya, sistem perploncoan terhadap siswa baru merupakan cara yang jadul. Jika diterapkan dalam lingkungan sekolah, meski sempat booming pada masanya, namun cara tersebut dinilai tak elegan karena berdampak kepada psikologis siswa. “Kita ingin siswa itu merasa nyaman dan betah di lingkungan sekolah. Sejak awal masuk, mulai dari MPLS, kita terapkan cara yang bisa membangun karakter dan semangat siswa,” ujarnya kepada Radar Karawang, Senin (15/7).
Dalam kegiatan MPLS tersebut, lanjut Teja, tiga hari dikhususkan tentang pendidikan karakter. Mulai dari materi internal, kepramukaan, wiyatamandala, pengenalan kurikulum, serta demo ekskul. Selebihnya, pendidikan karakter yang berisi tentang siswa sadar hukum, pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN), pendidikan anti korupsi, materi tolak kekerasan, sekolah ramah anak, tertib berlalu lintas, sekolah sehat, dan lainnya. “Saya berharap ketika program ini berjalan, setelah siswa selesai menimba ilmu di SMAN 1 Lemahabang, kelulusan mereka disokong dengan kemampuannya,” ujarnya.
Kepala SMAN 1 Lemahabang Lilis Sadiah mengatakan, melalui surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 6197/D.D4/PD/2019 tentang PLS, telah disusun Panduan Pengenalan Lingkungan Sekolah SMA/SMK/SLB Tahun 2019 di Provinsi Jawa Barat. “Dalam kegiatan ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun materi untuk kegiatan MPLS, sehingga terjadi simultan materi pada kegiatan tersebut, dan dapat saling melengkapi satu sama lainnya,” pungkasnya. (rok)
