Tokoh Wayang Jaga Sawah
CILAMAYA WETAN, RAKA – Memasuki masa tanam padi, tiga tokoh pewayangan hiasi area pesawahan di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan.
Pemasangan tiga tokoh pewayangan berbahan kaleng itu dinilai memiliki filosofis tersendiri bagi pertanian di Cilamaya. Diantaranya Semar, Bima Bratasena, Sang Hyang Antaboga atau Ular naga.
Penyuluh Pertanian Desa Tegalwaru Toto Bustomi mengatakan, terdapat tiga kelompok tani yang membentangkan tokoh pewayangan di area pesawahan musim tanam ini. Salah satunya Poktan Sri Rejeki, para petani menancapkan Ki Semar Badranaya, kemudian Poktan Sri Agung dihadiri Raden Bima Bratasena, dan Poktan Sri Rejeki 3 menancapkan Sanghyang Antaboga. “Memang petani di Tegalwaru selalu melakukan hal ini setiap kali musim tanam sampai dengan panen,” katanya.
Dia menjelaskan, filosofis yang terdapat dalam tiga tokoh wayang tersebut. Seperti halnya Ki Semar yang biasa diartikan sebagai simbol rezeki dan kemakmuran, Bima Bratasena disebut sebagai simbol kekuatan dan kegigihan berusaha, serta Sang Hyang Antaboga merupakan simbol kedamaian, ketentraman dan keberkahan. “Dibuat dari kaleng, dipasang dari penyangga bambu dan ditancap saat mulai tanam sampai panen. Dan juga banyak mengandung filosofi khusus,” ujarnya.
Kades Tegalwaru Aruji Atmaja mengaku kurang mengerti tentang detil wayang, namun karakter anggota Poktan petaninya senang dengan perhatian orang banyak, meskipun harus mengeluarkan biaya pribadi. Pasalnya, bukan saat masa tanam saja, di acara besar lain juga mereka kompak membuat miniatur. Misalnya saat malam takbiran, agustusan dan lainnya. “Memang begitu karakternya, khususnya anggota Poktan, karena biasanya di hari besar lain juga, seperti agustusan dan malam takbiran juga ramai,” pungkasnya. (rok)