HEADLINEKARAWANG

Baru 500 Lulusan SMK Terserap Industri

KARAWANG, RAKA – Meski sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tak menjamin lulusannya langsung terserap industri. Catatan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang, saat ini baru 500 lulusan SMK tahun 2019 terserap industri.

Rohmat Hidayat (18), pemuda Kotabaru yang baru lulus SMK mengatakan, sejak lulus SMK ia sudah mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan. Namun sampai saat ini usahanya untuk mendapatkan pekerjaan belum membuahkan hasil. “Sudah beberapa kali ngelamar tapi belum ada panggilan. Malah habis uang bikin lamaran. Apalagi waktu itu pas lagi bikin SKCK malah kena tilang di Karawang,” ungkapnya.

Rohmat berharap, sebelum ada lulusan baru pada tahun 2020 yang akan datang, dirinya sudah diterima dan mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan di Karawang.
“Masih berusaha. Mudah-mudahan bisa cepat ada panggilan dan kerja di pabrik. Karena kalau tahun ini gak diterima tahun depan pasti susah. Pasti bersaing sama yang lulusan baru,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang Ahmad Suroto mengatakan, dari banyaknya lulusan SLTA tahun 2019 hanya beberapa persen yang sudah terserap di dunia industri. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Tahun 2019 diperkirakan ada 28.900 orang angkatan kerja. Sementara yang baru terserap hanya 500 orang. “Beberapa perusahaan sudah melakukan rekrutmen awal ke SMK. Jumlahnya sekitar 500 orang yang terserap,” kata Suroto, kepada Radar Karawang, Minggu (21/7).

Suroto belum mengetahui secara pasti jumlah lulusan SLTA tahun 2019. Tapi, kata dia, berdasarkan data tahun 2018, tercatat 28.400 lulusan SMK/SMA. Dari jumlah tersebut, hanya 25% yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara 75% lagi memutuskan untuk mencari pekerjaan. “Jumlah tahun ini belum kelihatan. Kalau data tahun kemarin jumlah lulusan SMK/SMA 28.400 orang dan 75 persen mencari kerja,” katanya.

Suroto menuturkan, dari 75 persen yang memutuskan untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, hanya beberapa persen yang terserap di dunia industri.
“Setiap tahun pokoknya yang terserap sekitar 5.000 orang,” tuturnya.

Masih dikatakan Suroto, untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja khususnya bagi angkatan kerja baru, pihaknya akan menyiapkan program percepatan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kompetensi lulusan SLTA di Karawang melalui pola Bapak Asuh. Setiap tahun ajaran baru perusahaan diharapkan menerima 20 sampai 30 siswa SMA/SMK kelas 2 dan kelas 3 untuk magang selama 6 bulan di perusahaan. “Setelah lulus, siswa yang sudah mengikuti pelatihan sistem ganda, bisa diterima di perusahaan di mana ia mengikuti pelatihan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, setelah program tersebut berjalan satu tahun ia menargetkan sekitar 18.000 siswa yang bisa terserap di perusahaan. “Perbupnya sekarang sedang tahap finalisasi,” paparnya. (nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button