Penderita HIV AIDS Sulit Diidentifikasi
PURWAKARTA, RAKA – Puskesmas Purwakarta kesulitan mengidentifikasi penderita HIV AIDS. Pasalnya masih adanya rasa malu bahkan gengsi dalam diri penderita untuk mengakui penyakitnya.
Tatang Sunarya, Kasubag Tata Usaha UPTD Puskesmas Purwakarta mengatakan, untuk kegiatan kesehatan yang masih terkendala ialah identifikasi orang dengan HIV. “Kendalanya penderita AIDS, lebih menyembunyikan penyakitnya dikarenakan masih ada rasa gengsi terhadap penyakitnya, sehingga sulit mengidentifikasi,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, untuk penanganan komplikasi obsetri permasalahannya dari segi administrasi. “sebenarnya sudah tercapai karena memang ada masalah dari pengadministrasian misalnya yang dirujuk tidak dicatat dan penanagan komplikasi dari fasilitas kesehatan sekitar puskesmas belum terlaporkan sepenuhnya. Kordinasi dengan pihak bidan swasta belum sepenuhnya lancar,” paparnya.
Sedangkan berkaitan dengan uaya peningkatan kesehatan masyarakat, Tati Rosmawati, Bagian Promosi Kesehatan Puskesmas Purwakarta mengatakan, untuk program masyarakat sehat ia juga mengupayakan kebersihan diri seperti mencuci tangan, mencuci kaki, dan sikat gigi, khususnya pada anak sekolah dasar (SD), dan PAUD penyuluhan kesehatan reproduksi remaja pada murid sekolah menengah pertama (SMP). “Ada juga pelatihan jumantik, pelatihan mencuci tangan pada kader PKK, penyuluhan TBC, penyuluhan kadarzi, penempelan media promosi kesehatan dalam bentuk poster,” paparnya.
Tema promosi kesehatan yang dilakukan, lanjut dia, adalah bahaya rokok bagi kesehatan, pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil dan menyusui, pentingnya melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan, pentingnya ASI ekslusif, mencuci tangan, mencuci kaki, dan sikat gigi, kesehatan reproduksi remaja, makan sayur dan buah setiap hari, membuang sampah pada tempatnya, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan, melakukan aktivitas fisik setiap hari, pengobatan sendiri di rumah, membawa balita ke Posyandu, pentingnya kerjasama lintas sektoral, dan menjaga makanan untuk mencegah hipertensi. “Untuk program Kesehatan Ibu dan Anak dijalankan melalui kegiatan pengobatan di Posyandu dan Puskesmas, pelayanan KB, jampersal, penyuluhan kehamilan risiko tinggi, operasi timbang, pembagian makanan tambahan, lomba balita sehat, dan imunisasi saat Posyandu,” paparnya.
Sementara, pelayanan gizi masyarakat dijalankan melalui penyuluhan gizi keluarga saat kunjungan rumah, penyuluhan nutrisi bayi dan balita pada saat posyandu, dan penyuluhan kadarzi. “Untuk program P2M dijalankan melalui pelatihan jumantik, pemeriksaan jentik setiap bulan, kegiatan penyuluhan TBC, pelacakan penderita TBC dan pengobatan TBC,” imbuhnya. (ris)