HEADLINE

Pembersih Minyak Sakit

CIBUAYA, RAKA – Sejak minyak Pertamina menyentuh pantai Karawang utara, hingga kini penanganan kebocoran serta tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai masih dilakukan. Begitu pun di darat, sejumlah warga ikut membantu membersihkan tumpahan minyak tersebut.

Namun, belakangan banyak warga yang mengeluh sakit akibat bau minyak dan cuaca panas. Tarmad (72) warga Dusun Cemarajaya 2, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, mengatakan, sudah lima hari ikut membersihkan minyak di pesisir Pantai Cemarajaya 2, baru saat ini merasakan pusing sampai mukanya memerah.
“Sebelumnya saya tidak pusing kayak gini,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (29/7).

Ia melanjutkan, sebelum membersihkan minyak, dia bekerja sebagai pencari udang rebon. Namun karena dia tidak mempunyai perahu, sehingga harus ikut bersama warga lainnya membersihkan minyak.
“Sekarang cari udang juga tidak bakal dapat, mending ikut bersih-bersih,” katanya.

Hal yang sama dirasakan Santo (50) warga Dusun Cemarajaya 2. Baru empat hari bekerja sudah merasakan tenggerokan kering sampai tidak enak makan. Sebelumnya dia bekerja di bengkel, karena sepi memilih ikut membersihkan minyak dengan penghasilan Rp100 ribu per hari.
“Mau makan saja tidak enak, tadi baru terasa mau makan siang,” katanya.

Yonglim Supardi, kepala Desa Cemarajaya mengatakan, Pertamina sudah menyediakan pusat pengaduan dan informasi di kantor Desa Cemarajaya. Dia berharap jika ada petani tambak atau nelayan yang merasa dirugikan, segara datang ke kantor Desa Cemarajaya.
“Intinya dari pihak Pertamina sudah kooporatif, masalah pengaduan sudah satu pintu ke kantor Desa Cemarajaya,” katanya.

Muhammad Taufik, petugas Informasi dan Pengaduan dari Pertamina di Desa Cemarajaya mengatakan, pihak Pertamina menerima semua aduan dari masyarakat untuk yang terkena dampak dari bocornya minyak tersebut.
“Kita menerima aduan dari nelayan, pengepul dan petani tambak,” katanya.

Ahmad menambahkan, Pertamina juga menyediakan klinik kesehatan untuk warga. Dan sampai saat ini sudah ada perwakilan yang mengadu. Mulai dari petani tambak, nelayan dan pengepul. “Petani tambak yang terkena dampak limbah Pertamina, harus membawa bukti kepemilikan tambak, dan untuk para nelayan harus membawa bon dari hasil biasanya mereka menjual ikan. Jadi tidak semuanya datang kesini, hanya diwakili saja,” tuturnya.

Vice President Relation Corporate Communication Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Fajriyah Usman mengatakan, empat posko dibangun di Cemarajaya, Sungai Buntu, Posko Sedari, serta Posko Kesehatan Pantai Mutiara. Fajriyah menjelaskan, posko kesehatan sudah dibangun di wilayah pesisir utara Karawang sejak beberapa hari terakhir.

Hingga kini tercatat 120 pasien telah ditangani petugas kesehatan. Dari ratusan warga yang datang ke posko kesehatan, umumnya mereka mengeluhkan gatal-gatal, batuk, dan penyakit lainnya. “Tapi berdasarkan identifikasi sementara, keluhan mereka itu bukan dampak langsung dari oil spill,” jelasnya. (cr4/jp/at)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button