HEADLINEKARAWANG

Kerugian Dampak Bocoran Minyak Didata

KARAWANG, RAKA- Penanganan kebocoran minyak Pertamina masih terus dilakukan. Pemkab Karawang membentuk Tim Kompensasi atas kerugian warga pesisir yang terdampak bocoran minyak ini.

Tim kompensasi ini dibentuk berdasarkan SK Bupati setelah pihak Pertamina menyatakan kesiapannya memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak. Tim kompensasi saat ini merumuskan mekanisme penyaluran dana kompensasi dan menginventarisasi warga terdampak. “Tim Kompensasi ini dibentuk berdasarkan SK Bupati, agar memiliki kekuatan hukum tentang kewenangannya menyalurkan dana kompensasi. Apalagi Pertamina itu perusahaan negara yang setiap pengeluarannya dipertanggungjawabkan kepada negara. Anggota tim dari unsur dinas dan juga pihak independen yang akan bekerja secepatnya,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Hendro Subroto, Jumat (2/8) pada awak media.

Diteruskannya, masyarakat pesisir Karawang diminta untuk menunggu proses ganti rugi tersebut, hingga tim kompensasi selesai melakukan pendataan. “Proses kompensasi ini membutuhkan waktu agar bisa dilaksanakan secara adil dan dapat dipertanggung jawabkan. Setiap warga yang memang dirugikan pasti akan dapat kompensasi, jadi tenang saja menunggu arahan selanjutnya,” katanya.

Terpisah, VP Relation Pertamina Ifki Sukarya mengatakan, Pertamina menyambut baik dibentuknya tim kompensasi oleh Pemkab Karawang. Dia berharap dengan adanya tim ini proses pemberian kompensasi bisa dilaksanakan dengan baik dan lancar. “Kami dari Pertamina siap bekerja sama dengan tim kompensasi ini dan berharap semuanya bisa berjalan cepat dan lancar,” kata Ifki.

Pertamina akan memberikan kompensasi berdasarkan data yang diberikan tim kompensasi. Oleh karena itu Pertamina berharap warga terdampak bisa mendapatkan haknya atas kerugian yang dialami. “Pertamina sudah siap memberikan kompensasi menunggu hasil pendataan dari tim kompensasi.” paparnya.

Sebelum terjadinya kebocoran pipa Pertamina HE ONWJ, tak kurang dari 2 kuintal ikan tangkapan nelayan. Namun kali ini, untuk mendapatkan 50 kilogram ikan saja kesulitan. Selain jarang ditemukan, beberapa jenis ikan pun memiliki aroma minyak. “Biasanya 2 kuintal sekali melaut, sekarang turun drastis. Ikannya pun agak bau minyak,” tutur Rijal, nelayan Dusun Pulomulya, Desa Ciparage, Kecamatan Tempuran.

Ketua Koperasi Produksi Perikanan dan Kelautan H Budianto mengatakan, dampak kebocoran pipa PHE ONWJ ini sangat dirasakan nelayan. “Ceceran minyak dari Pertamina jelas mempengaruhi nelayan kita. Kenapa demikian? Karena ikan itu tidak akan muncul dengan dampak seperti itu. Sehingga penghasilan nelayan menurun,” ujarnya.

Menurut Budi, munculnya limbah kerak-kerak minyak yang dibarengi keluarnya gas membuat nelayan sulitnya mendapatkan ikan. Padahal, sebulan lalu nelayan Ciparage baru saja dilanda paceklik. Dia mengakui, meskipun tak banyak, nelayan masih bisa medaratkan hasil tangkapannya. Karena belum ada dampak secara signifikan, terkecuali angin dari barat. “Pasti kita yang utara akan kena,” pungkasnya. (asy/rok)

Related Articles

Back to top button