Pendapatan BUMDes Rp2 Juta Sebulan

KARAWANG, RAKA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kondangjaya memilih pemancingan sebagai usaha yang dijalankan. Usaha tersebut dinilai bisa memberikan hasil yang baik untuk membantu meningkatkan PADes.
Kepala Desa Kondangjaya Dadang Saprudin mengatakan, ada dua jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDEs Kondangjaya. Yaitu usaha kafe dan pemancingan. Namun yang mempunyai keuntungan dan nilai manfaat untuk wilayah sekitar ialah usaha pemancingan. “Usaha pemancingan cukup bagus dan berjalan sampai sekarang. Kalau kafe kurang peminat,” kata Dadang, kepada Radar Karawang.
Dikatakannya, dengan adanya pemancingan milik BUMDes, banyak warga sekitar khususnya pemuda yang bisa diberdayakan dan mendapatkan penghasilan. “Lebih dari 8 orang yang bekerja dari situ. Karena di kolam juga disediakan warung, ada jual pakan, jual makanan dan minuman untuk pemancing,” katanya.
Adapun pembagian keuntungan antara pengurus BUMDes, pengelola dan pemerintah desa, sudah diatur semua dalam AD/ART BUMDes. Sehingga sampai saat ini semua berjalan sebagaimana aturan yang sudah disepakati bersama. “Untuk PADes, kita kan 6 bulan sekali harus ada laporan. Ya tidak sampai Rp3 juta 1 bulan,” katanya.
Heri Priyatna, Direktur BUMDes mengatakan, sebagai pengurus hanya menerima laporan dari pengelola setiap satu bulan sekali. Adapun yang menjadi pekerja ialah pemuda lingkungan setempat melalui kerjasama dengan karang taruna. Diakuinya, pendapatan dari hasil BUMDEs untuk desa tidak begitu besar. Namun dengan adanya BUMDes bisa menyerap sedikit banyak pemuda yang bekerja. “Memang tidak banyak untuk PADes. Tapi manfaatnya bisa mempekerjakan anak muda di lingkungan,” ujarnya.
Menurutnya, setiap hari selalu ada pengunjung yang datang ke pemancingan BUMDes walaupun tidak banyak. “Kalau malam Jumat banyak sampai 30 orang,” katanya.
Ia mengaku, dalam sebulan hanya mendapatkan keuntungan bersih sebanyak Rp2 juta untuk dibagikan ke beberapa pengelola lainnya. “Rp350 ribu sih sebulan bersihnya. Sisa biaya segala kebutuhan pemancingan. Karena dibagikan ke empat orang. Intinya pemberdayaan warga sekitar. Kalau yang warung beda lagi pengelolanya,” ungkapnya. (nce)