Pemilihan Kuwu Aspal, Serius Tapi Menghibur
CILAMAYA WETAN, RAKA – Ada yang tidak biasa terjadi di Desa Cikalong, Kecamatan Cilamaya Wetan, saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Ratusan masyarakat mengarak gambar foto jagoannya, lalu melakukan pencobolosan. Padahal saat itu bukan hari pemilihan kepala desa (pilkades). Namanya pun berbeda, yaitu pemilihan kuwu (pilkuwu). Setelah diamati, ternyata bukan pemilihan sebenarnya. Itu hanya kontes alias asli tapi palsu (aspal). Calon kuwunya pun hanya kuwu-kuwuan.
Kepala Desa Cikalong Lili Hermanto mengatakan, panjat pinang, makan kerupuk, lomba karung dan lainnya mungkin sudah biasa dilombakan. Ia ingin menggelar lomba yang berbeda namun tetap menghibur. “Sudah dua tahun ini kita gelar, pertama calon kuwunya laki-laki, sekarang emak-emak,” katanya kepada Radar Karawang.
Meski kegiatan ini bohongan, namun proses pemilihannya sama persis dengan pilkades pada umumnya. Diikuti 220 hak pilih dari dua RT dengan dua kandidat dari kalangan emak-emak. Pilkuwu ini juga dilengkapi dengan aksesoris kampanye layaknya kampanye betulan.
Kegiatan pemilihan kuwu-kuwuan atas inisiatif masyarakat Krajan II dan memang hanya hiburan semata, kalah menang tidak jadi soal, yang penting masyarakat terhibur. “Hiburan saja, tapi kita ingin hiburan yang berbeda dengan desa lain,” ucapnya
Dengan jumlah 220 pemilih dari RT 17 dan 18, hanya 137 pemilih yang hadir. Dalam pilkuwu tersebut, Eni Suhaeni meraih suara tebanyak dengan 137 suara, sementara kandidat kedua RA Kartinah dengan 51 suara. Kades menilai pemilihan kuwu ini secara tidak langsung memberi pesan edukasi demokrasi kepada masyarakat. Dimana, kedepannya masyarakat akan merasa terbiasa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan kriteria pemimpin yang diinginkan.
Sebagai pemenang, Eni mengaku senang dengan pilihan masyarakat. Selain hiburan, ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Terlebih, dalam pilkuwu ini masyarakat benar-benar memilih sesuai dengan keinginannya. Dan menurutnya, memilih pemimpin itu memang harus sesuai dengan hati nurani. Menang atau kalah, hadiah atau tanpa hadiah, Eni mengaku tidak perlu hal itu. Karena yang terpenting, seluruh masyarakat bisa ikut serta dalam hiburan tahunan ini. “Yang penting hiburannya,” pungkasnya.
Selain pilkuwu, ada juga acara mancing gratis, nangkap ikan, lomba menghias tumpeng, karnaval dengan pakaian nyeleneh, hingga lomba seni budaya. (rok)