Uncategorized

Nelayan Dijerat Bank Emok

CILAMAYA KULON, RAKA – Nasib nelayan tradisional di Karawang terancaman dijerat bank emok. Bagaimana tidak, pascakebocoran limbah minyak, hampir semua aktivitas usaha nelayan tradisional berhenti. Hanya beberapa yang bertahan, itu pun tak sebanding dengan pendapatannya. Kini para nelayan hanya tinggal menunggu waktu menjerit lebih keras meminta perhatian pemerintah.

Seorang nelayan Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Ujang mengatakan, selama tangkapan nelayan berkurang akibat limbah B3 Pertamina, penghasilan nelayan merosot drastis. Nelayan tak lagi mendapatkan hasil buruan. Ujung-ujungnya, bank emok jadi sasaran.

Ia mengaku sering pinjam kepada bank emok. Namun saat usahanya masih aktif, dia tidak merasa terbebani untuk membayarnya. Lain halnya dengan saat ini, dia mengaku bingung karena tak ada pendapatan. “Kalau dulu mah enak, sekali melaut juga ada untuk bayar. Lah sekarang gimana bayarnya,” katanya.

Terlebih saat ini limbah minyak sudah mengancam Pantai Pasirputih, setelah melihat kejadian di Cemarajaya. Saat ini pun masyarakat Pasirputih sudah banyak yang kelimpungan akibat limbah minyak tersebut. Apalagi jika limbah itu sudah sampai ke tepian pantai. “Hancur sudah nasib nelayan,” keluhnya.

Di satu sisi, nelayan perlu biaya untuk keperluan sehari-hari. Di sisi lain, zona tangkap ikan, udang, rajungan dan mahluk laut lainnya sudah tak bisa digarap. Akhirnya bank emok lah yang menjadi pelarian nelayan saat ini untuk menyambung hidup. “Di saat seperti ini, lebih bermanfaat bank emok daripada Pemkab Karawang,” katanya.

Ia pun heran dengan cara kerja Pemerintah Kabupaten Karawang. Terlebih melihat masyarakat pesisir yang sedang kesusahan akibat bencana besar ini. “Apa mungkin pemerintah ini takut rugi, atau APBD nya devisit gara-gara membantu nelayan. Ketika butuh suara untuk pencalonan, rakyat dibaik-baikin. Pas kejadian kayak gini, jangankan beras, mie instan satu pun gak ada,” ketusnya. (rok)

Related Articles

Back to top button