Limbah Minyak Terbawa Air Pasang
CIBUAYA, RAKA – Gelombang air pasang di laut Cemarajaya, membuat air limbah Pertamina masuk ke pekarangan rumah warga. Rohani (48) warga Dusun Cemara I, Desa Cemarajaya mengatakan, saat ini tumpahan minyak Pertamina itu datang lagi bersamaan dengan gelombang pasang pada Rabu (28/8) malam. Pihaknya mengaku limbah yang berada di halaman rumahnya bukan hanya menganggu pemandangan, melainkan aroma tidak sedap pun ikut tercium, apalagi kalau siang hari. “Setiap hari saya pakai masker, soalnya tidak kuat menahan bau limbah,” jelas, kepada Radar Karawang, Jumat (30/8).
Akibat dari bau ceceran minyak mentah, membuat Rohani sering merasakan pusing dan mual, apalagi dirinya memiliki penyakit darah tinggi. Rohani mengaku sudah beberapa kali berobat ke pos kesehatan dari Pertamina yang ada di kantor Kepala Desa Cemarajaya, namum obat yang diberikan tidak berefek apapun pada kesehatannya. “Kalau berobat saya sudah ke balai desa itu, tapi yah gitu obatnya tidak cocok,” katanya.
Terkait konpensasi yang akan diberikan pihak Pertamina, kepada warga yang terdampak limbah B3, kini belum kunjung datang jua. Rohani sudah menyerahkan fotokopi KTP beberapa Minggu yang lalu kepada petugas. “Katanya mau dikasih sumbangan, tapi mana belum ada sampai sekarang,” ujarnya.
Hal serupa dikatakan Omih (50), warga Cemara I, mengaku pada saat laut pasang, limbah Pertamina masuk ke dalam rumahnya. Kini Omih terpaksa harus menghirup udara tidak segar, sebab rumahnya persis di pesisir pantai Cemarajaya. “Gimana tidak bau, orang limbahnya sampai masuk dapur rumah saya,” katanya.
Wanusuki, pemerhati lingkungan, pada gelombang laut pasang, wilayah yang paling parah terpapar minyak pertamina yaitu Dusun Cemara 2 sekitar 200 rumah. Pihaknya pun berharap pihak Pertamina bukan hanya mementingkan pembersihan limbah saja, justru harus memperhatikan juga pada kesehatan masyarakat, pasalnya banyak warga yang semakin terganggu pernapasannya akibat menghirup bau minyak. “Pihak Pertamina masa tidak melengkapi alat kesehatan yang memadai, tim kesehatan itu perlu ada alat uap pernapasan,” pungkasnya.
Sementara itu, petugas kesehatan di Cemarajaya, enggan memberikan komentar terkait pelayanan kesehatan dari Pertamina. Mereka menyarankan agar wartawan langsung tanya ke komandannya. (cr4)