Sri Baduga Berhenti Operasi
![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_auto,q_glossy,ret_img,w_780,h_470/https://radarkarawang.id/wp-content/uploads/2019/09/HL-Gede-1.jpg)
- Kadis dan Sekdis Disporaparbud Beda Pendapat
PURWAKARTA, RAKA – Kekeringan yang terjadi di Purwakarta berdampak pada pementasan Air Mancur Sri Baduga. Untuk mengatasi persoalan itu, dua pejabat pemerintah daerah Purwakarta berselisih pendapat.
Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta Heri Anwar mengatakan, untuk mengantisipasi agar tidak dihentikan sementara pertunjukan Air Mancur Sri Baduga, maka pihaknya akan menggunakan pipanisasi saluran khusus air mancur. “Kita akan mengajukan kepada bupati untuk mengantisipasi kekurangan air dengan pipanisasi, ada saluran air khusus untuk air mancur. Kalau setiap tahun mengandalkan irigasi akan begini terus,” terang Heri Anwar.
Ia juga menjelaskan, matinya air mancur di Taman Sri Baduga mengakibatkan berkurangnya kunjungan wisata serta berdampak pada kegiatan usaha di sekitar Taman Sri Baduga. “Setiap minggu pengunjung kurang lebih 60 ribu sampai 70 ribu orang ketika air mancur bisa beroperasi,” terangnya.
Namun, Agus Hasan Saepudin, Kepala Disporaparbud Purwakarta berbeda pendapat. Ia menyebutkan pipanisasi merupakan solusi yang maustahil dilakukan, mengingat anggaran yang diperlukan tidak sedikit. “Tidak mungkin itu, anggarannya jugakan besar. Gak akan terealisasi untuk pipanisasi,” terang Agus.
Ia juga mengatakan, untuk pengairan Taman Sri Baduga masih mengandalkan irigasi yang mengalir dari Wanayasa hingga ke Taman Sri Baduga. “Masih menggunakan saluran irigasi, kalau mau ada saluran khusus itu kan panjang dan biayanya mahal, tahun ini sepertinya tidak akan terelalisasi,” pungkasnya. (ris)