Beras BPNT dari Bulog Menuai Kritik

KLARI, RAKA – Bulog akan kembali mengambil alih supplier beras Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Hal tersebut mendapat kritikan dari berbagai kalangan, salah satunya dari Lembaga Perlindungan Konsumen (LPKSM).
“Bulog harus bisa bersaing sehat dengan pelaku usaha beras swasta,” ujar Ketua LPKSM Lingkar, Eddy Djunaedy, kepada Radar Karawang, Selasa (3/9).
Ia menyampaikan, bukan berarti Bulog bisa seenaknya menyuplai beras ke setiap agen penyalur BPNT. Sementara mengabaikan pengusaha-pengusaha swasta yang secara kualitas dan harga berani bersaing. “Kalau saya dilihat dari sisi konsumennya, kalau ada barang (beras) yang lebih bagus dan bukan dari Bulog harusnya bisa suplai juga,” tegasnya.
Suplai beras BPNT yang akan dilakukan oleh Bulog diungkapkan oleh Asip Suhenda, Kasie Kesos Kecamatan Klari dalam forum rapat minggon Kecamatan Klari. “Awalnya memang disuplai bukan dari Bulog,” ucapnya.
Hal itu, tambahnya, berdampak pada beras Bulog yang tidak tersalurkan, sehingga pemerintah merubah peraturan baru, bahwa pada bulan September 2019, BPNT berupa beras akan dipasok dari Bulog. “Jadi sudah resmi kalau sekarang stok berasnya dari Bulog,” tambahnya.
Masih dikatakanya, selain itu pihak Bulog sudah membuat kesepakatan dengan penyuplai bahwa beras yang akan didistribusikan kesetiap warga penerima berjenis premium, sehingga jika kualitas beras di bawah premium, maka beras akan dikembalikan pada pihak Bulog. “Kalau di bawah premium berasnya juga pasti dikembalikan,” katanya.
Ia mengaku, pengalihan pasokan beras tersebut tidak menyebabkan masalah selama beras masih tersalurkan dengan cepat dan sesuai dengan aturan yang ada. “Yang penting berasnya bagus dan bisa tepat waktu saat pembagian, selain itu tidak akan masalah sih,” akunya.
Saat disinggung mengenai perjanjian yang dilakukan para pihak ada keterpaksaan atau tidak, ia mengaku persoalan itu tidak tahu menahu. “Gak tahu soal itu, saya menyampaikan informasi saja,” ujarnya.
Sementara itu, Eti Suheti, warga Desa Cibalongsari, salah satu warga pendapat BPNT mengungkapkan, ia baru mengetahui bahwa dalam waktu dekat ini beras akan dipasok dari Bulog.
Meski demikian, ia mewanti-wanti agar kualitasnya bagus. Karena dalam pikiran masyarakat sudah tertanam bahwa beras Bulog itu kurang bagus, ia mencontohkan seperti saat penyaluran raskin atau rastra. “Saya cuma takut berasnya jelek dan berkutu, kan tidak layak konsumsi,” pungkasnya. (mal/zie)