LEPAS RINDU: Jamaah haji Karawang bertemu lagi dengan keluarganya.
Sakit Jantung Sempat Kumat Saat Tiba di Makkah
KARAWANG, RAKA – Setelah 40 hari melaksanakan ibadah haji di tanah suci, kepulangan para jamaah sangat dirindukan oleh keluarga bahkan tetangga. Terlihat setiap jadwal kepulangan jamaah haji di lingkungan Pemda Karawang, dua bahkan tiga jam sebelum jamaah tiba, para keluarga sudah menunggu kedatangan bus jamaah.
Dini Nurdiani (26) warga Telagasari mengatakan, ia menjemput kepulangan orang tuanya Ade dan Romiyati. Ia bersama keluarganya yang lain berangkat dari rumahnya sekitar pukul 12.00. “Nggak lama sih jam 12.00 dari rumah,” katanya.
Selama orang tuanya melaksanakan ibadah haji, ia sebagai anak perempuan sangat mengkahawatirkan kondisi ibunya yang memiliki riwayat penyakit jantung. Kekhawatirannya bertambah pada saat ada kabar bahwa di Makkah terjadi angin kencang dan hujan yang deras. “Khawatir banget karena ibu punya penyakit jantung sudah 1,5 tahun. Apalagi pas kemarin ada informasi angin kencang,” ungkapnya.
Berbeda dengan adik bungsunya, Sofyan Maulana (20), selama orang tuanya di tanah suci, ia tak merasa sedih. Karena hampir setiap hari ia selalu berkabar melalui video call dengan ibu dan ayahnya. “Awalnya aja sedih. Pas kesininya udah nggak. Soalnya seminggu hampir 4 kali kadang setiap hari selalu video call sama mamah,” akunya.
Pada saat mobil jamaah tiba, semua keluarga langsung berlari mencari mobil yang sepertinya sudah diketahui dan ditunggu itu. Para keluarga langsung menanti turunnya jamaah dari bus dan langsung merangkul kemudian saling memeluk. Romiyati (55) yang sudah ditunggu oleh anak dan cucunya itu pun tiba. Ia langsung memeluk ketiga cucunya sambil menangis melepas kerinduannya kepada sang cucu. “Setiap ingat sama cucu ya berdoa. Setiap inget sama anak yang bungsu juga berdoa atau nelpon,” katanya.
Romiyati, jamaah asal Telagasari ini juga menceritakan, pada saat melaksanakan perjalanan ibadah haji di tanah suci, penyakit jantungnya kambuh. Sehingga setibanya di sana, ia langsung membeli kursi roda untuk bisa terus melaksanakan semua rukun haji. “Awalnya gak bawa kursi roda karena sehat. Pas landing itu kerasa karena kaget. Jadi beli kursi di sana dan ketika sembuh langsung diwakafkan,” ungkapnya, sambil menangis.
Meski sempat kambuh, namun Romiyati tetap bisa melaksanakan semua rangkaian ibadah haji. Mulai dari Tawaf, Lontar Jumroh, Arbain dan semua kegiatan ibadah lainnya. “Alhamdulillah gak ada yang kelewat. Semuanya ibadah saya ikut. Tawaf juga ikut pakai kursi roda,” ujar ibu dari 3 anak itu.(nce)