Stunting Masih Menghantui
SOSIALISASI STUNTING: Sejumlah praktisi pendidikan mengikuti sosialisasi dampak stunting dan gizi buruk di Kecamatan Telukjambe Barat.
Anak-anak Rawan Gizi Buruk
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Gagal tumbuh atau stunting dan gizi buruk masih menjadi momok menakutkan di Kabupaten Karawang. Berbagai macam cara dilakukan. Selain memberikan pil penambah darah untuk remaja putri, sosialisasi pentingnya 1000 hari pertama kehidupan pun digelar di mana-mana.
Di Kecamatan Telukjambe Barat, Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang bekerjasama dengan Koordinator Kecamatan Bidang Pendidikan (Korcambidik) wilayah satu menyelenggarakan sosialisasi pendidikan keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) kepada puluhan pengelola pendidikan usia dini.
Acara yang berlangsung di lingkungan SDN Wanajaya 1 itu dihadiri oleh seluruh Korcambidik wilayah satu seperti Telukjambe Barat, Pangkalan dan Tegalwaru. “Kegiatan ini sebagai investasi bangsa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dan berdaya saing tinggi di dunia global,” terang Penilik Pendidikan Usia Dini Kecamatan Tegalwaru Mahmud Iskandar kepada Radar Karawang, Kamis (12/9).
Pembukaan sosialisasi penyelenggaraan pendidikan keluarga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di Kabupaten Karawang itu, lanjut Mahmud, sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari MoU Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud RI bekerjasama dengan Dinas Pendidikan kabupaten dan kota termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang.
Dede Rosmiati, penilik Kecamatan Telukjambe Barat mengatakan, sosialiasi ini dilaksanakan untuk mewujudkan generasi emas pada tahun 2045, yaitu generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik. “Generasi emas yang dicita-citakan ini adalah generasi yang bermodalkan kecerdasan, dan produktif, inovatif, intruksi sosial yang baik dan berperadaban unggul, karena 1000 HPK adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun,” jelasnya.
Susilatul Najmiah, pengelola PAUD Karangsetra III mengatakan, sosialisasi banyak yang bisa didapatkan. “Sosialisasi merupakan sarana kami belajar, sehingga kami bisa menerapkan di sekolah kami masing-masing,” tutupnya. (yfn)